BAB|8

252 12 0
                                    

jam masih menunjukan angka 06:15 tetapi Serkan? Cowok itu sekarang sengaja datang lebih cepat dari biasanya. Tidak ada alasan lain, hanya dia ingin mendapatkan ketenangan walau hanya sebentar. Setelah kemarin malam, Serkan yakin hidupnya semakin tidak tenang. Gadis bernama Khanza itu, benar-benar telah mengganggu pikirannya.

Duduk, lalu memperhatikan sekelilingnya yang memang lagi sepi. Cowok itu entah ada bisikan setan apa, hanya dia ingin melirik bangku tempat dimana Khanza ada setiap paginya. Mengganggu serta menjahilinya. Ah kenapa dia jadi memikirkan gadis menyebalkan seperti Khanza? Gara-garanya hidup Serkan yang tenang, sepertinya langsung berubah menjadi kebalikannya.

Mendesah cukup kuat, akhirnya Serkan menidurkan kepalanya diatas meja. Dengan menjadikan kedua tangannya yang terlipat rapi diatas meja sebagai bantalan agar kepalanya tidak sakit.

Dan baru saja dia hendak masuk ke dalam dunia mimpinya. Suara dia, gadis menyebalkan itu. Tiba-tiba menusuk indera pendengarannya.

Ah sialan! Kalau cowok mungkin sudah Serkan hajar habis-habisan.

"Selamat pagi Serkan!" Khanza gadis itu berteriak kemudian jongkok dengan posisi kepala tegak dan maniknya menatap lekat bola mata hitam pekat didepannya.

"Pagi," ucap Khanza tanpa suara. lalu gadis itu menopang kedua pipinya dengan tangan.

Menggaruk rambutnya dengan gemas, Serkan kembali bersandar di kursinya.

kemudian menatap Khanza yang sejak kapan sudah duduk disampingnya.

"Pagi juga Khanza," kasihan karena tidak mendapatkan balasan dari Serkan akhirnya gadis itu menjawabnya sendiri.

Tak lama setelah Khanza duduk. Farel alias si Dilan jadi-jadian datang, sempat meringis saat maniknya bertemu dengan manik Serkan.

Cowok itu berlari kecil ke arah Khanza mencari tempat perlindungan disana.

Tak lama, setelahnya Serkan kembali tidur. Dan membuat Farel bisa bernapas lega.

"Gue ramal lo habis di kacangin sama Serkan."

"Kok tau?" kaget Khanza karena Farel bisa tau kalau dirinya habis dikacangin oleh Serkan.

Oh atau dari tadi, Farel sedang mengintipnya dan Serkan?

"Jangan mikir macam-macam. Siapapun tau kalau Serkan itu punya hobi yang gak biasa dia su-"

Kalimat Farel terhenti, cowok itu dengan cepat menampar mulutmu yang embernya suka kelewatan. Cari mati dia padahal masih ada Serkan diruangan ini.

"Kamu udah bangun?" pertanyaan bodoh dari Khanza membuat Serkan menguap lalu kembali menidurkan kepalanya.

Lihatlah? Cowok itu gak ada kegiatan lain apa kecuali tiduran doang diatas meja?

"Dah ah, gue gak mau ngomongi Serkan. Atut gue!" bisik Farel lalu berlari ke arah mejanya.

Menggeleng pelan, Khanza mengambil novel yang ada didalam tasnya.

Mendadak suasana hening, karena ketiganya. Sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

tak lama keheningan itupun berakhir dengan kedatangan teman-teman mereka yang berada dikelas yang sama.

Siska dan Dita datang bersamaan. Keduanya asik berdandan untuk mempercantik diri mereka.

Lalu, Ayub dan Bima. Diikuti yang lainnya juga masuk ke dalam kelas.

Melihat Serkan yang sedang tiduran di meja, dengan senyum ceria Siska berlari kecil ke arah Serkan. Melepaskan gandengan tangan Dita.

"Kak Serkan," bisik Siska lalu meniup leher panjang Serkan.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang