"Pelayan, tolong es tehnya satu!" teriak pelanggan yang ada dimeja nomor 5.
Mengangguk, Serkan lantas memberikan es teh pesanan pelanggannya.
Dengan maniknya yang pokus menatap gadis yang tidak lain adalah Khanza, dia melambaikan tangan. Membuat Serkan salah tingkah dan akhirnya melakukan kesalahan dengan menumpahkan es teh pesanan pelanggan.
"Gimana sih?!" teriak pelanggan itu marah, melihat pekerjaan Serkan yang tidak becus.
Tersentak, segera Serkan membersihkan pecahan kaca yang ada dilantai. Lalu meminta maaf atas kelalaiannya, secepat mungkin dia akan membuatkan es teh pesanan pelanggannya. Tapi sebelum itu, Serkan dengan tajamnya menatap Khanza. Gadis itu memegang kedua telinganya seperti memohon maaf.
Menghela napas berat, Serkan kembali melakukan tugasnya. Bagaimanapun juga Khanza gadis itu tidak bersalah.
Ini semua karena efek terkejut melihat Khanza pagi-pagi sudah datang ke tempatnya.
Setelah melaksanakan tugasnya, sambil menenteng tasnya. Cowok itu berjalan menghampiri Khanza.
Dengan ketus dia bertanya.
"Lo ngapain disini?" tanya Serkan ketus.
Khanza malah nyengir kuda. Berdiri lalu memberikan kertas print untuk Serkan.
"Ini apa?" tanya Serkan lagi, dengan malas dia menatap kertas print yang masih ditangan Khanza.
"Aku datang kesini pagi-pagi mau omongin soal kelas, mau di dekor kaya gimana?" tanya Khanza, karena kemarin mereka tidak sempat untuk membahasnya karena Serkan langsung pergi begitu saja.
"Biasa aja, yang penting rapih, bersih." jawab Serkan, karena kalau terlalu ramai nanti jatuhnya seperti ruang pesta, kan ini kelas bukan pesta ulangtahun.
"Ooh, tapi kamu hebat!" puji khanza untuk kesekian kalinya.
Memutar bola matanya malas, Serkan mengalihkan pembicaraannya.
"Ada lagi?" tanya Serkan, yang menghiraukan pujian dari Khanza.
"Tidak." balas Khanza sambil mengeleng pelan, yang membuat dia terlihat imut di mata Serkan.
"Ada lagi?" tanya Serkan sambil berdehem sekali.
"Ada!" seru Khanza sembari tersenyum lebar.
"Apa?" alis Serkan terangkat ke atas.
"Kita berangkat ke sekolah bareng yuk!" rengek Khanza.
Yang tidak langsung dibalas oleh Serkan. Cowok itu memilih pergi begitu saja, membiarkan Khanza mengikutinya dari belakang.
Menatap punggung Serkan, Khanza dengan jahilnya menusuk punggung cowok itu dua kali.
Serkan hanya diam.
kesal, Khanza kembali menusuk punggung Serkan dengan jarinya. Tapi sebelum itu Serkan membalik tubuhnya ke arah Khanza.
Membuat jari Khanza menusuk dada Serkan yang berotot.
"Waw!" pekik Khanza tidak percaya. Jarinya terus menusuk dada Serkan. Matanya melotot tidak percaya, jika cowok di depannya ini memiliki otot yang kekar.
Sampai suara Serkan yang berat membuat aksinya terhentikan.
"Lo mau mati?"
Seketika, Khanza terdiam.
Menggeleng pelan, dengan wajah memerah Serkan berjalan kembali tapi kali ini dengan cepat.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Roman pour AdolescentsCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!