BAB|46

180 12 0
                                    


Zhakia, menyentuh wajah Serkan. Cowok itu sedang tertidur pulas, setelah bibinya tadi menyuapinya dengan bubur tawar.

Sekarang adalah gilirannya menjaga Serkan, walau Vivi menyuruhnya untuk pulang. Tapi gadis itu menolak, dia akan menjaga Serkan agar cepat sembuh.

"Hidup lo terlalu dramatis banget Ser, gue gak tau mau ngomong apa." lirih Zhakia sambil menatap Serkan yang masih memejamkan matanya.

"Gue tau kalian sama-sama mencintai, tapi kenapa cuma lo yang menderita disini?"

Jari Khanza bergerak lembut mengelus wajah Serkan.

"Apa gue harus bertindak dulu biar dia sadar dan balik ke lo?"

Seketika tangannya di cekal, perlahan kedua mata Serkan terbuka.

"Lo bangun?" kaget Zhakia. Lalu menarik tangannya.

Serkan menyentuh bagian kepalanya yang habis dioprasi. Sakit sekali, bahkan untuk tidur saja dia tidak bisa. Sehingga sejak tadi dia dapat mendengar ucapan Khanza.

"Lo dengar apa yang gue omongi tadi?" tanya Zhakia, terlihat panik. Dia beharap Serkan tidak mendengar ucapannya tadi.

telat, kepala Serkan menggangguk sekali. Itu tandanya Serkan, berarti dengarin apa yang dia omongi dong?

"Lo gak usah ikut campur tentang kehidupan gue." sinis Serkan melarang Zhakia untuk tidak ikut campur dengan hidupnya.

termasuk idenya tadi yang akan membuat Khanza sadar.

Menghela napas berat, Zhakia menatap Serkan.

"Khanza, nama gadis itu kan?"

seketika Serkan menatapnya tajam.

"Gadis cantik yang datang bersama dengan pacarnya waktu itu di kedai kan?" kata Zhakia, mencoba membuat Serkan ingat dengan gadis yang datang tempo hari ke kedainya.

"Lo jangan ikut campur!" tegas Serkan sangat tidak suka dengan Zhakia yang terlalu masuk ke dalam hidupnya.

"Dia datang kemarin." ujar Zhakia sambil melipat kedua tangannya diatas dada.

dengan santai dia menatap Serkan yang tengah menatapnya tidak percaya.

"Serius?" tanya Serkan.

"Gue serius. Dia nangisi lo yang lagi sekarat, dan mohon-mohon ke lo untuk sadar." cerita Zhakia membuat Serkan senang karena Khanza menangisi dirinya yang sekarat.

"Tapi kenapa saat gue membuka mata gue, dia gak ada?" bingung Serkan.

Zhakia terkekeh pelan.

"Gue suruh dia pulang." katanya santai.

"Kenapa?" tanya Serkan ketus.

"Dia juga sakit." sahut Zhakia memberitahu kalau Khanza sakit.

"Apa?" hampir Serkan ingin bangkit, tapi dia kembali sadar kalau posisinya dia lagi sakit.

"Lo gak usah khawatir, tadi bokapnya bilang dia udah baik-baik aja. Sekarang lagi di temenin pacarnya," jelas Zhakia yang agak terganggu saat Serkan mengiris kesakitan.

Mendengar Zhakia menyebut pacar Khanza, membuat Serkan termenung.

tak lama kemudian Zhakia kembali bersuara.

"Terus lo gimana?" tanya Zhakia.

"Gue gimana?"

"Dia udah punya pacar." cetus Zhakia ke intinya.

"Terus?"

"Kok terus? Lo gak liat dia juga cinta sama lo? Cuma dia gak sadar aja. Makanya  lo mau gue bantu gak?" tawar Zhakia.

"Gak perlu!" balas Serkan sinis.

"Okey. Lo sendiri yang tolak bantuan gue hari ini!"

"Terus?"

"Jangan nyesel!" tegas Zhakia.

Serkan terkekeh pelan, ingin menggelengkan kepalanya tapi disana terdapat jahitan yang belum kering.

"Yaudah lo tidur lagi sana!" seru Zhakia memerintah Serkan untuk tidur kembali.

menatap gadis di sampingnya lama, akhirnya matanya terpejam.

tak lama kemudian suara tangisan seseorang sangat menggangu tidurnya.

"Serkan, hue... lo jangan mati!" tangis si cowok super lebay. Siapa lagi kalau bukan Farel.

cowok itu berlari cepat, padahal ada suster tadi sempat menegurnya. Tapi Farel si masa bodoh aja.

"Lo jangan mati dong. Entar yang bentak-bentak kami sekelas siapa? Entar yang paling galak di kelas udah gak ada. Gue ikhlas dibunuh lo hari ini kalau lo bang-"

ucapannya terhenti saat melihat gadis disebelahnya ini sedang tertawa. Dia adalah Zhakia.

seketika cowok itu menepis air matanya. lalu mengulurkan tangannya.

"Gue Farel, cogan wp sekaligus penulis di wp. Lo siapa? Cantik amat ke bidadri hatiku aja..."

tawa Zhakia redup bersamaan tangannya yang terkepal lalu menonjok pipi cowok gak waras didepannya.

"Gimana dong lo gak cogan lagi sekarang?"  Zhakia menutup mulutnya, Farel menyentuh pipinya yang berdenyut nyeri.

Dia akan menarik kalimat cantik dan juga bidadari hatinya. Dia menyesal telah mengatakan itu.

"Serkan!" tangis Desta lalu menepis tubuh Farel membuat tubuhnya nyunsep ke dalam pelukan Zhakia.

sekali lagi, pipinya yang sebelah kiri di pukul dengan kuat.

Bersamaan Farel dipukul, satu persatu teman-teman Serkan datang bersama bu Jeni juga.

"Zhakia?" cetus Jeni saat melihat Zhakia ada diruangan Serkan.

"Kamu ngapain disini? Kenapa gak sekolah?" tanya wanita itu.

"Begini bu, Serkan dia teman aku." gugup Zhakia.

Sudah dua hari dia bolos sekolah demi menemani Serkan. Padahal dia baru juga bebas dari masa hukuman.

mendengar ruangannya sangat berisik dengan suara tangisan dari teman-temannya.

Serkan segera membuka matanya.

dan melihat ruangannya penuh dengan mereka teman sekelasnya.

ada Desta, Amar, Ayub, Dita, Fira, Citra, Farel dan juga masih banyak lagi nama temannya yang belum dia sebutkan.

Melihat Serkan telah sadar, sekelas semakin menguatkan suara tangaisnya.

hingga suster yang ada didepan ruangan Serkan segera masuk untuk memberitahukan larangan jangan berisik saat berada dirumah sakit.

"Gue gak papa. Jadi kalian semua jangan na-"

"Lo hampir mati dan barusan lo bilang gak papa?!" ucap Desta dramatisir.

"Ya untungnya, Gue gak beneran mati. Jadi kalian gak perluh nangis gara-gara gue." kata Serkan kepada teman-temannya.

"kita semua keluarga. Dan lo termasuk saudara kita-kita. Kalau sampai terjadi sesuatu sama lo kami berhak buat tangisin lo!"

Mendengar itu, Serkan menjadi terharu. Dia tidak mengira kalau teman-temannya menganggap dirinya sampai sejauh itu.

TbC.

Sᴜᴋᴀ Sᴇʀᴋᴀɴ ᴘᴀᴋᴀɪ ᴛᴏᴘɪಠ_ಠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sᴜᴋᴀ Sᴇʀᴋᴀɴ ᴘᴀᴋᴀɪ ᴛᴏᴘɪಠ_ಠ

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang