BAB|38

147 12 0
                                    


"Hari ini kita bakal banyak tugas! Tiba-tiba pengawas datang buat adain pemeriksaan kebersihan setiap kelas. Jadi gue harap kalian bersiap untuk itu, karena kelas kita cukup bersih. Tugas kita cuma menghiasnya agar lebih enak dipandang." tutur Serkan, sekarang berdiri di depan kelas. Sambil memerintah teman sekelasnya, melihat Serkan membuat sudut bibir Khanza terangkat ke atas. Tanpa sadar dia senang, melihat Serkan yang lebih bertanggung jawab daripada sebelumnya.

"Lo bantu-bantu juga!" ujar Serkan saat maniknya menangkap Gerland yang sedang santai duduk diatas meja, dengan netranya pokus menatap layar ponsel yang ada dikedua tangannya.

"Gue gak biasa jadi pembantu! Kalau kalian mau? kerjain sendiri,"

"Lo?!" rahang Serkan mengeras.

"kenapa? Lo gak suka? Gue bayar pakek duit, masuk ke sekolah ini. Terus lo mau jadiin gue babu?"

Gerland menyilangkan kakinya, sambil mengunyah permen karet cowok itu menatap Serkan dan cukup menjengkelkan dimata Serkan.

"Udah biarin aja," kata Citra tidak ingin memperpanjang masalah antara Gerland dan Serkan.

mengepalkan kedua tangannya, Serkan beranjak pergi keluar. Dia butuh udara segar sekarang! Di kelasnya sangat panas.

Menatap kepergian Serkan, Khanza menghela napas berat lalu maniknya perlahan bergerak beralih menatap Gerland.

"Aku mau bantu-bantu mereka." kata Khanza.

"Ngapain? Entar kamu bisa capek baby.. mending temenin aku main game ini." kata Gerland.

Khanza menggeleng pelan, tanpa meminta izin lagi. Dia membantu teman-temannya yang lain.

"Sapu kita kurang deh, kayaknya ada digudang sekolah. Kemarin Bu Jeni bilang stok sapu disana!" cetus Fira kepada Khanza.

"Zha gue sibuk. Lo bisa kan ambil sapunya sendiri?" ujar Fira bertanya.

mengangguk mengerti, Khanza segera pergi ke gudang sekolah.

Dan sesampainya dia disana. Sambil menutup kedua lobang hidungnya sepasang mata Khanza mengamati tempatnya sekarang. Sangat kotor! Kenapa tidak dibersihkan?

Merasa sesak, Khanza segera mencari sapu dan saat menemukannya. Dengan cepat Khanza berlari ke arah pintu.

tapi saat dia hendak membuka pintu, kenapa tidak bisa terbuka?

ketakutan, Khanza berteriak meminta tolong dengan kedua tangannya mengedor-gedor pintu didepannya.

"Tolong!" teriak Khanza.

Dan cukup lama dia berteriak, akhirnya dia melihat ada yang membukakan pintu gudangnya.

dan saat dia hendak melangkah tiba-tiba kakinya lemas sehingga tubuh mungilnya itu hampir saja jatuh ke lantai jika saja Serkan telat menangkapnya.

pintu kembali menutup saat Serkan masuk ke dalam.

"Kamu lagi-lagi nolongi aku..." ucap Khanza berlirih.

Bibirnya yang pucat tersenyum senang, tak lama kemudian matanya tertutup.

Melihat Khanza tidak sadarkan diri, Serkan segera memeriksa kantong Khanza, sial! Obatnya tidak ada.

Papa Khanza pernah cerita kepadanya kalau Khanza memiliki jantung yang lemah. Karena gadis itu pernah melakukan cangkok jantung sebelumnya.

Dengan cepat Serkan menggendong Khanza ala Bridle Style. Dan saat hendak membuka pintu gudangnya, kenapa sangat susah?

saat dia masuk tadi, tidak ada siapapun diluar sana. Jika dia berteriak maka percuma.

terus sekarang apa yang akan dia lakukan. Wajah Khanza semakin pucat, melihat itu Serkan menjadi sangat panik.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang