Khanza merasa tubuhnya sangat lemas, jantungnya juga berdetak lemah. Saat dia bangun tidur, penglihatannya tidak begitu baik. Dan sekarang suhu tubuhnya terasa sangat panas.
Gerland yang melihat wajah Khanza yang memucat segera bertanya.
"Baby, ada apa?" tanya cowok itu sambil menempelkan telapak tangannya ke kening Khanza.
"Kamu sakit?" pekik Gerland tidak mempercayai ini.
"Tubuh aku lemas banget." keluh Khanza gadis itu hampir pingsan. Tapi sebelum itu Gerland berhasil menangkapnya.
mengajak Khanza duduk disofa, Gerland meminta pelayan utuk membawakan kompres dan juga obat Khanza.
setelah memberikan obat kepada Khanza. bukannya membaik, suhu tubuh Khanza semakin panas. Bahkan kain yang ada dikening Khanza ikut panas.
"Khanza kenapa?" tanya Rendi yng baru saja keluar dari kamarnya. Dan saat melihat putrinya seperti ini dia segera bertanya.
"Sepertinya penyakit Khanza kambuh om," kata Gerland.
"Aku sudah sudah kasih obat untuk Khanza ta-"
Rendi segera mengambil obat yang dimaksud Gerland. Dan seketika maniknya membulat.
"Ini obat sudah kadarluarsa! Kenapa memberikannya? Kamu ingin membunuh putri saya?!" Rendi menepis tubuh Gerland lalu menggendong tubuh putrinya untuk segera dibawa ke rumah sakit.
menatap kepergian Rendi dan juga Khanza, kedua tangan Gerland terkepal lalu maniknya yang tajam itu menatap ke arah obat yang katanya sudah kadarluarsa.
mengambilnya lalu meremasnya hingga botol obat tersebut pecah. Bersamaan tangannya ikut berdarah.
"Siapa diantara kalian yang mengambil obat ini?" tanya Gerlan sambil menatap beberapa pelayan yang sedang berdiri didepannya.
semuanya ketakutan, dan salah satu dari mereka langsung menjatuhkan lututnya ke lantai.
sambil menangis, pelayan wanita itu memohon maaf karena tidak teliti saat mengambil obat milik Khanza.
dia tidak bersekolah sehingga untuk memeriksa obat yang dia ambil itu kadarluarsa atau tidak. Pelayan itu sungguh tidak mengetahuinya.
"Lo tau kesalahan lo itu apa?"
pelayan itu segera menganggukan kepalanya.
"Sampai terjadi sesuatu sama Khanza. Gak hanya lo! Tapi seluruh keluarga lo bakal menderita."
"Keluar!" teriak Gerland sambil melempar mangkok kaca bekas kompres Khanza ke arah pelayan tadi
Dan alhasil membuat pelayan tadi pingsan tidak sadarkan diri.
***
"Untung saja, pasien segera dibawa kerumah sakit. Sehingga kami bisa mengeluarkan obat yang belum tercerna tadi," ujar suster yang merawat Khanza.
mendengar itu, Rendi segera berterima kasih karena telah menyelamatka putrinya.
"Kamu mempunyai riwayat penyakit jantung, jangan terlalu banyak pikiran. Nanti bisa menganggu jantung kamu yang sedang mencocokan diri,"
Khanza mengangguk lemah.
"Apakah pasien pernah cangkok Jantung sebelumnya?" tanya Suster tersebut, beralih menatap Rendi.
Rendi menganggukan kepalanya.
"Setahun yang lalu putri saya melakukan cangkok jantung." jelas Rendi.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Fiksi RemajaCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!