Serkan berhenti sebentar, sambil membawa nampan dia milihat Khanza duduk seperti biasa dipojok kedai. Saat dia mengerlingkan matanya, dalam waktu itu juga Khanza menghilang dari penglihatannya.Ini sudah yang kesekian kalinya, dia melihat ada Khanza dimana-mana. Dia sangat merindukan gadis yang selalu menggaggu dirinya.
Serkan merindukan tawa Khanza jika dia kerab kali memarahinya.
"Pelayan!" teriak pelanggan, melihat pesanannya belum dihatar.
tersentak, dengan segera Serkan kembali berjalan.
Vivi yang sejak tadi memperhatikan keponakannya ikut merasa aneh, dan curiga. Sikap Serkan kembali seperti dulunya.
Saat Serkan melintasinya, dengan cepat Vivi mencekal tangan Serkan.
dengan ekspresi serius dia menatap Serkan yang hanya menampilkan wajah datar.
"Kamu kenapa?" tanya Vivi merasa cemas.
Serkan menghela napas berat.
lalu berusaha melepaskan cekalan tangan bibinya.
"Serkan, hari ini izin ya gak kerja bi." kata Serkan, dia tidak bisa ditempat ini lama-lama. Yang ada dia hanya semakin merindukan Khanza.
tempat ini, selalu mengingatkannya akan Khanza...jika dia ada disini lebih lama hatinya akan terasa sangat sakit.
"Katakan sama bibi kamu ada masalah?"
Serkan menggeleng."Gak." balasnya singkat.
melihat mata Serkan yang teduh, Vivi tidak mempercayai jika keponakannya itu baik-baik saja. Akan tetapi karena Serkan tidak mau cerita dengannya. Baiklah, dia tidak akan bertanya lagi. mungkin Serkan belum siap bercerita kepadanya.
setelah mendapatkan izin dari bibinya, Serkan segera keluar untuk mencari udara.
Dia berjalan kaki menuju taman, yang tidak jauh dari kedainya.
di sepanjang jalan, tatapannya kosong. Sedangkan pikirannya sedang berkecamuk dengan hatinya.
Kehadiran Khanza seperti candu sekarang, dan saat gadis itu tidak ada. Serkan merasa kosong kembali seperti dahulu.
Mendongak ke atas lalu menatap langit. Serkan menyentuh dadanya yang amat sesak, ingin bernapas saja rasanya sangat susah. Seolah ada debu yang mengganggu Indera pernapasannya.
Brak!
Bersamaan dengan suara itu, tubuh Serkan terpental jatuh ke aspal. Bersama dengan sepeda dan juga orang yang baru saja menabraknya.
"Maaf ya maaf!" kata gadis itu, kemudian bangkit untuk membantu Serkan.
Menolak bantuan gadis didepannya, Serkan langsung pergi meninggalkan gadis tersebut. Tapi tak lama dia berjalan, tiba-tiba langkahnya terhenti saat gadis itu menahannya untuk tidak pergi.
"Tunggu dulu! lo yang makan ketoprak tapi gak bayar kan?"
Serkan memiringkan kepalanya bingung.
"lo salah orang. Lepas!" sinis Serkan.
"Nggak. gue inget lo cowok brengsek yang makan tapi lupa bayar!"
Serkan terdiam sejenak untuk mengingat, kapan dia makan ketoprak dan gak bayar. Dan dia mengingat malam itu.
"Oh, gue lupa. Berapa semuanya biar gue bayar?" tanya Serkan cukup songong dimata gadis bernama Zhakia.
"Gue gak minta bayaran bro...cuma gue gak suka cara lo yang main kabur aja. Lo tau gak gue nunggu ditempat itu sampe tengah malam!" cerita Zhakia marah.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Teen FictionCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!