BAB|20

244 15 0
                                    


Sekarang Serkan sedang berada di ruang UKS, karena saat Khanza pingsan tadi Serkan langsung menggendong tubuh Khanza untuk memeriksa keadaannya.

Semua temannya kembali untuk menonton kelas-kelas lain bernyanyi dan sekarang hanya ada Khanza dan Serkan di dalam ruangan ini.

"Argh..." ringis Khanza, merasakan sakit dibagian dadanya. Serkan yang melihat itu langsung mengahampirinya.

kemudian menahan tubuh Khanza yang hendak bangkit.

Khanza menatap Serkan dengan maniknya yang sendu. Bahkan untuk mengangkat kelopak matanya saja, gadis itu tidak sanggup.

"Serkan kok aku ada disini?" tanya Khanza dengan suara parau. Matanya bergerak pelan mengamati ruangan bernuansa putih.

"Lo tadi pingsan. Terus gue bawa ke uks, lo kenapa gak bilang kalau kondisi lo gak memungkinkan untuk tampil. Gue bisa suruh yang lain buat gantiin lo!" kata Serkan memarahi Khanza.

Khanza yang dimarahi kini tengah memasang raut wajah memelas.

"Maaf, tapi aku mau tampil sama kamu. Bukan orang lain yang gantiin aku," lirih Khanza sedih saat dirinya dimarahi oleh Serkan.

Mengusap wajahnya pelan, Serkan menatap Khanza lalu menyentuh kepala gadis di sampingnya.

"Keadaan lo gimana sekarang?"

tersenyum saat Serkan perhatian dengannya, Khanza gadis itu sambil menyentuh tangan Serkan yang ada diatas kepalanya lalu dia berkata.

"Cie perhatian..." kata Khanza ingin tertawa tapi dadanya lagi-lagi merasa nyeri.

"Mau gue tabok?"

Khanza menggeleng.

"Maunya di elus kayak gini!" seru Khanza lalu menggerakan tangan Serkan agar mengelus rambutnya.

Sadar, Serkan langsung menjauhkan tangannya dari kepala Khanza.

"Serkan..." panggil Khanza.

"Apa?" tanya Serkan sinis.

"Mau ke tempat perlombaan." cicit Khanza.

yang langsung dibantah oleh Serkan.

"Ngapain?! Lo masih sakit juga!" ketus Serkan lagi memarahi Khanza.

Ya gimana? Gadis itu berhak untuk dimarahi. Gak liat apa keadaannya sekarang?

"Mau liat siapa yang menang." balas Khanza memelas.

"Ya boleh ya?" rayu Khanza.

"Aku udah sembuh sekarang." Khanza mencoba membujuk Serkan.

Serkan menatap Khanza dengan sorot mata teduh. Gadis di sampingnya ini benar-benar keras kepala. Bahkan di bentak olehnya saja dia tidak takut.

"Syaratnya lo gue gendong dipunggung. Gimana?" kata Serkan, setidaknya dengan ini Khanza akan baik-baik saja.

Mengangguk pertanda iya, Khanza segera menaiki punggung Serkan.

"Kamu gak akan bilang aku be-"

"Berat banget." potong Serkan.

dengan lemah Khanza memukul pundak Serkan.

"Serkan ih!" rengek Khanza dengan suaranya yang parau.

Sambil mengendong Khanza Serkan berjalan perlahan ke arah lapangan yang dimana membuat semua mata tertuju ke arah mereka, bagaimana tidak seorang Serkan yang terkenal menyeramkan sekarang mengendong Seorang gadis cantik, dan di dekat itu juga ada Siska yang tengah mengepalkan tangannya kuat, berusaha menahan marahnya yang sepertinya akan segera meledak.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang