BAB|4

389 19 0
                                    


Melintasi Siska yang tengah menatapnya dengan intens, Serkan yang sudah lengkap memakai seragam sekolahnya berniat pergi ke sekolah. Namun lagi-lagi Siska adik tirinya itu menghalangnya, Siska juga sudah lengkap menggunakan seragam sekolahnya yang berwarna putih abu-abu.

Bisa dibilang, Serkan dan Siska sekolah dan berada di kelas yang sama. Umur mereka juga terpaut satu tahun.

"Kata papa, aku ikut kakak ke sekolah hari ini!" seru Siska yang sudah berdiri dengan merentangkan tangannya di depan Serkan.

Cowok itu mendesis pelan, matanya melirik Siska tidak tertarik.

"Minggir lo!" sergah Serkar dingin.

Dengan tangan kanannya yang bergerak menepis tubuh mungil Siska. Dia melenggang pergi begitu saja, membuat Siska kesal dengan perlakuan Serkan padanya.

Menghentak-hentakkan kakinya, kemudian berlari mengejar Serkan. Siska gadis itu berniat ingin mengaduh ke papa tirinya.

Di lain tempat, seorang gadis turun dengan santai dari mobilnya. Tatapannya teduh serta senyumnya cerah hingga menampilkan deretan giginya. Bila terlihat, membuat wajahnya yang cantik kini menjadi sangat cantik.

Membuat siswa dan siswi saat ini tengah menatapnya. Pertengahan semester ada orang baru yang datang kesekolah mereka, apalagi dengan penampilan menonjol hingga dapat menyilaukan mata. Jelas membuat atensi mereka teralihkan.

Berjalan masuk ke dalam sekolah, dengan senyumnya semakin lebar saja, dia Khanza walau tidak kenal dengan orang disekelilingnya. Dengan sopan dia menyapa mereka yang kini sedang menatapnya penuh kekaguman.

menatap kanan dan kirinya, bibir Khanza tiba-tiba mengerucut kedepan.

Sebal tentu saja, apa dia datang terlalu cepat? Karena itu Serkan datang lebih lama.

Alasannya berada disekolah ini juga karena cowok bernama Serkan. Sist! Bukan berarti Khanza suka ya sama Serkan. Gak!

Khanza hanya ingin berteman dengan Serkan, semakin sulit tantangannya Khanza dengan senang hati akan menikmatinya. Sampai cowok itu dengan lapang dada menerimanya sebagai teman.

Melihat keramaian di depannya, Khanza yang mudah kepo. Berniat ingin menghampiri para murid cewek yang tengah mengerubungi semut, eh... maksudnya cowok.

"Permisi," sela Khanza, lalu menatap cowok yang membuatnya langsung terdiam untuk sesaat.

Dia kira Serkan, ternyata bukan. Kecewa tentunya.

Karena sekarang posisinya Khanza lagi diperhatikan oleh para siswi yang jelas menatapnya tidak suka gimana tidak? Tiba-tiba dia datang dan sekarang berdiri di hadapan cowok bernama Beni Alfredo.

tersenyum miring, Beni dengan kedua tangan terlipat rapi diatas dada. Dia menatap Khanza lalu berkata.

"Lo siswa baru?" tanyanya.

yang dibalas dengan anggukan kecil dari Khanza.

"Yaudah lo yang kepilih jadi cewek gue sekarang."

Mendengar itu seketika manik Khanza membulat. Apa katanya pacarnya?

"Maaf ya, aku gak ngerti kamu ngomong apa?" Khanza mundur dua langkah.

Dalam hati gadis itu tengah menghitung dari satu sampai tiga. Dan setelah hitungan ketiga, dengan cepat dia berlari menjauh dari Beni.

Gila, padahal hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Tapi sudah mendapatkan pengakuan cinta.

Ya, walau cowok tadi ganteng. Tapi tetap aja gak mungkin juga Khanza mau pacaran tanpa tau siapa dia.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang