"Minum dulu!" seru Vivi, seraya meletakan jus dan juga cemilan untuk Serkan dan juga Khanza.tersenyum mengembang, Khanza menerima gelas yang tadinya ada ditangan Vivi wanita paru baya yang sudah seperti ibunya Serkan.
"Terima kasih tante," ujar Khanza.
Vivi tersenyum, melihat Khanza yang sangat ramah. Gadis itu juga murah senyum, cocok dengan keponakannya yang sulit sekali hanya sekedar tersenyum.
"Jangan dibetakin mulu Khanzanya, kasian." tegur Vivi, sejak tadi memperhatikan Serkan terus membentak Khanza.
"Gak papa kok tante." Khanza meletakan jusnya ke meja lalu kembali berkata,"Udah biasa juga hehe..."
Serkan membulatkan matanya. Apa sesering itu dia memarahi Khanza hingga gadis itu bilang sudah biasa.
"Gadis baik begini gak boleh disia-siain. Bukan kah begitu Ser?" Vivi tersenyum jahil.
Lalu beralih menatap Khanza yang sekarang tengah memasang ekspresi malu-malu taik kucing.
"Nak Khanza kamu sudah pacar?"
Khanza terdiam sesaat, tersenyum sambil melirik Serkan disampingnya.
"Aku seb-"
"Udahlah bi, jangan ganggu Khanza lagi. Dan pertanyaan apa itu tadi?!"
merengut saat Serkan membentaknya. Wanita paru baya itu berkata.
"Bibi kan cuma tanya, gak papa kan nak Khanza?" jelas Vivi bertanya kepada Khanza yang hanya membalasnya dengan seyuman tipis.
"Yaudah, bibi kerja lagi. Jangan terburu-buru biar bibi aja yang gantiin kamu kerja," tutur wanita itu lalu pergi meninggalkan Khanza dan Serkan.
"Bibi kamu itu ba-"
"Pokus! Gue gak mau ngulang-ngulang lagi kalau sampe lo belum paham sama nadanya." pungkas Serkan. Khanza mengembungkan kedua pipinya.
Lalu menatap Serkan yang tengah memangku gitar, sesekali menarik senarnya.
"Ulang nyanyinya." printah Serkan yang langsung diangguki Khanza.
Suara gadis itu sangat lembut dan bagus. Serkan yang mendengarnya merasa terhanyut dengan suasananya.
hatinya merasa damai menghayati setiap bait kata yang Khanza nyanyikan.
Mereka mengcover lagu My Heart. Tadinya Serkan tidak mau membawakan lagu itu, tapi karena Khanza terus memaksanya. Tidak ada pilihan selain mengalah.
Disini kau dan aku
Terbiasa bersama
Menjalani kasih sayang
Bahagia kudenganmuSerkan bernyanyi sambil memetik senar gitarnya...sama seperti Khanza suara cowok itu juga bagus.
Saat pertama kali mengdengar seorang Serkan bernyayi. Untuk pertama kalinya jantungnya berdebar.
Pernahkah kau menguntai
Hari paling indah
Ku ukir nama kita berdua
Disini surga kitaKeduanya saling tatap saat mereka akan bernyayi secara bersamaan.
Bila kita mencintai yg lain
Mungkin kah hati ini akan tegar
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayang ku akan hilangIf you love somebody
Could we be this strong
I will fight to win
Our love will conquer all
Wouldn't risk my love
Even just one night--"Ahk!" Serkan meringis, saat jarinya terluka ketika senar gitarnya tiba-tiba terputus.
Khanza melihat itu terkejut hingga menutup mulutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
JugendliteraturCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!