BAB|49

335 14 0
                                        

Membantu Serkan, duduk diatas brankar lalu membantu cowok itu untuk turun kebawah. Zhakia menghela napas saat cowok yang dibantunya itu berkata ketus padanya.

"Gue bisa sendiri!" ketus Serkan.

Zhakia tidak memperdulikan ucapan Serkan, keras kepala persis seperti Khanza. Itu yang dipikirkan Serkan.

Vivi tersenyum melihat itu, lalu kembali memasukan pakaian Serkan ke dalam tas. Hari ini Serkan diperbolehkan pulang, dan lagi ujian akhir sekolah akan segera dilakukan. Jadi Serkan harus sembuh untuk melakukannya.

Melihat bibinya, Serkan berjalan ke arah wanita yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri dengan berjalan pincang.

ternyata kecelakaan itu cukup membuat kakinya terluka. Untung saja tidak sampai patah.

"Sudah siap Bi?" tanya Serkan.

disampingnya ada Zhakia yang memapah tubuhnya.

tersenyum, lalu menyentuh pipi kanan Serkan dengan tangannya.

Vivi dengan lembut berkata.

"Sudah, kamu gimana? Sudah siap mau pulang?" tanya Vivi balik.

Menyentuh tangan bibinya Serkan tersenyum.

"Sudah," balasnya.

Lalu tatapannya beralih ke arah gadis yang sedang berada didepan pintu.
Gadis itu tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah Serkan. Yang terkejut saat melihat kedatangan Khanza bersama Gerland.

"Hai, gimana keadaan kamu?" tanya Khanza.

Gerland merangkul pundak Khanza untuk membuat Serkan sadar kalau gadis yang dia sukai itu sekarang pisisinya adalah pacarnya.

tersenyum miring, Serkan berjalan pincang ke arah Khanza.

"Lo khawatir sama gue?" tanya Serkan.

"Iya kan kamu teman aku,"

"Sejak kapan lo jadi teman gue?" tanya Serkan dingin.

"Kan waktu itu saat aku ada di kedai kamu da-"

ucapan Khanza menggantung, saat rangkulan dipundaknya semakin erat.  Tanpa sadar dia telah membuat Gerland marah.

"Udah liat dia kan? ayo pulang!" seru Gerland.

Khanza terdiam. Sampai matanya bertemu dengan manik hitam pekat milik Serkan.

Hatinya berdenyut sakit, mengingat dia yang sebentar lagi akan segera bertunangan.

"Sebentar lagi," lirih Khanza dan terus menatap Serkan.

"Serkan, semoga kamu bahagia ya. Jangan sakit-sakit lagi!" ujar Khanza sambil menatap Serkan dalam.

"Gue bahagia saat lo sadar Zha," kata Serkan.

Gerland menjadi kesal, lalu menarik tangan Khanza dan mengajaknya pergi. Cukup sudah, setelah hari ini dia tidak akan mengizinkan Khanza menemui Serkan.

Melihat kepergian Khanza bersama Gerland.

Zhakia menepuk pundak cowok disampingnya.

"Lo bener-bener kasihan. Hidup lo terlalu miris sampai ingin di cintai aja lo ngemis-ngemis!"

Serkan menatap Zhakia tajam, walau Zhakia berkata kasar tapi cewek itu gak salah. Kata-kata Zhakia pantas untuknya, yang sedang mengemis untuk dicintai.

"Udah puas lo ngehina gue?"

Zhakia terkekeh pelan, lalu menarik tangan Serkan dan melingkarkan dilehernya.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang