BAB|17

216 14 2
                                    


Hening. Itulah yang dirasakan Khanza, maniknya menerjap tidak percaya melihat semua temannya sedang serius mengerjakan soal ulangan hari ini.

semua ini pasti berkat Serkan, yang telah berjasa besar. Demi membuat kelasnya tidak dipandang rendah, yang membuat Khanza tidak percaya adalah Serkan yang bertaruh dengan harga dirinya. Kenapa Serkan bisa sepercaya itu? dengan mereka yang pada dasarnya tidak memiliki otak cerdas seperti Serkan.

kembali menatap kertas ulangannya, Khanza gadis itu merasa sangat berterima kasih karena Serkan sudah mengajarkannya sampai dia paham. Sekarang? Dia tinggal menyalinnya saja, seolah Serkan tau tentang semua pertanyaan soal ulangan semester ganjil ini.

Sama sepertinya, Farel yang sangat bodoh itu mendadak jadi pintar. Hingga dia keluar lebih dulu meninggalkan teman-temannya.

Serkan melipat kedua tangannya diatas dada. Tatapannya mengarah ke arah Khanza, matanya bergerak melihat gadis disebelahnya itu tengah bermain dengan penghapus.

dalam hati Serkan lagi ngatain jika Khanza memang beneran nggak waras. Apa semua yang diajarkannya, tidak ada satupun Khanza pahami?

jika benar, maka setelah ujian ini berakhir. Serkan akan membunuh Khanza, seriusan gak boong.

Meringis saat penghapusnya terjatuh ke lantai, dengan cepat Khanza meraihnya sampai tatapannya berhenti disatu arah yaitu menatap Serkan yang juga sedang melihatnya.

tersenyum mengembang, bibir Khanza bergerak-gerak.

Mengernyit bingung, Serkan yang tidak mengerti dengan ucapan Khanza segera mengalihkan pandangannya.

mengembungkan mulutnya, dengan perlahan Khanza kembali duduk tegak dikursinya.

Satu jam berakhir dengan sangat cepat, mereka dapat menyelesaikan ulangan kali ini dengan cepat dan pastinya dengan benar.

dan itu semua berkat kerja keras Serkan dalam mengajar teman-temannya yang sangat bobrok itu.

"Kalau nilai kita tetap rendah gimana?" tanya Fara cemas.

Bagaimana juga lawan mereka itu bukan sembarang orang. Ini anak Ipa loh...apa lagi Ipa A.

"Gimana kalau nilai kita semua masih rendah?" kali ini Amar yang berbicara.

Walaupun yakin, nilai mereka akan bagus tahun ini. Tapi mau gimana juga? Kelas mereka tidak sebagus rumor kelas 12 Ipa, A.

Bersandar di dinding, dengan kedua mata terpejam. Serkan sekarang sedang memikirkan caranya.

apapun itu, kali ini Serkan harus memenangkan juara pringkat kelas paling tinggi nilainya.

Kembali membuka matanya, perlahan Serkan menatap semua teman-temannya yang saat ini sedang memperhatikannya.

"Kelas kita pasti menang."

suara Khanza membuat semuanya langsung menoleh termasuk Serkan.

"Kita bakal menang. Bu Jeni bilang katanya poin lomba porseni bisa nambah nilai kita, kalau saja kita bisa memenangkan semua perlombaannya mungkin saja, kita bisa mengalahkan kelas 12 Ipa A itu!" seru Khanza antusias.

kali ini kelasnya ada harapan untuk menang, sekarang tugas mereka hanya perluh bersiap-siap.

mana bisa Khanza melihat Serkan jadi babu Denis.

Karena itu dia harus melakukan apapun demi mengalahkan kelas sebelah, dan membuktikan jika kelas buangan seperti kelasnya, bisa lebih unggul daripada kelas lainnya yang dimana selama ini selalu menghina kelasnya.

"Wah bener tuh?" Desta bertanya serius.

Khanza menganggukkan kepalanya, pertanda jika dia tidak bohong dengan ucapannya.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang