Masih sangat pagi, tetapi Serkan sudah menyiksa. eh...bukan menyiksa, tetapi menyuruh seisi kelas untuk membersihkan kelas. Padahal jika di lihat kelas sudah bersih.
Tapi tetap saja dimata cowok itu masih ada saja kurangnya, membuat seisi kelas pada ngeluh kecapekan.
"Gue ramal bentar lagi gue bakal pingsan." ucap Farel yang mulai kelelahan menyapu ruang kelas yang cukup besar seperti kelasnya.
Mendengar keluhan Farel, Serkan dengan tajam melototi cowok tengil yang berjarak 1 meter dari tempatnya.
"Nyapu yang bener, atau gue yang buat ramalan lo jadi nyata!" sergah Serkan kesal, sepasang matanya lagi-lagi melihat lantai belum di sapu dengan bersih oleh Farel.
Padahal ni ya, Farel sudah hampir setengah jam cowok itu bermain dengan yang namanya sapu. Tapi gimana? Ada yang salah dengan mata Serkan.
Dengan bibirnya yang mengerucut ke depan, ingin komplain ke Serkan kalau dia sudah menyapu kelas sebanyak sepuluh kali. Karena terlalu takut jadi cowok itu memilih untuk diam. Malah bentar lagi jam mata pelajaran akan segera dilangsungkan.
Setelah memerintah Farel, Serkan cowok itu berjalan keluar kelas untuk melihat sebagian temannya yang mengambil alih membersihkan kaca depan.
Melihat Desta yang lembek saat disuruh membersihkan kaca. Serkan dari belakang cowok itu menendang pantat Desta, tidak terlalu kuat kok. Hanya cukup membuat tubuh gembul Desta hampir jatuh ke lantai
"Ngelap yang benar!" tegur Serkan saat melihat Desta kerja dengan ogah-ongahan.
Sedangkan Khanza yang berdiri di depan pintu menepuk jidatnya, karena Serkan bukan meminta tolong tetapi menyuruh mereka selayaknya budak.
Berjalan mendekati Serkan, Khanza gadis itu sambil mengulurkan sebungkus roti ditangannya ke arah cowok didepannya. Dia bertanya juga.
"Serkan kamu udah sarapan?" tanya Khanza yang mendekati Serkan yang kini masih menatap Desta tajam.
"Hem." jawab Serkan cuek, dengan manik cowok itu terus menatap garak-gerik Desta.
Menarik sebungkus roti ditangannya, Khanza langsung membukakan bungkusnya kemudian kembali menyodorkan roti yang sekarang sudah tidak dibalut lagi.
"Ini makan!" seru Khanza.
Mau tak, mau Serkan mengambil roti yang ada ditangan Khanza.
Dengan cepat dia memasuki roti pemberian Khanza ke dalam mulutnya.
Menatap Serkan yang sedang mengunyah roti, seketika membuat perut Desta berbunyi.
Sepertinya dia sudah lapar karena melihat Serkan makan roti sekarang.
Peka karena di tatap makhluk gembul di depannya, dengan manik melotot Serkan berkata.
"Cepat kerja! Baru lo bisa makan." cetus Serkan tidak berprikemanusian.
Khanza menggeleng pelan lalu ingin memberikan roti untuk Desta dan teman-temannya.
Tapi sebelum itu, tanpa sengaja tubuhnya menabrak cewek bernama Rara. Ah dia sengaja menabrak Khanza ternyata.
Setelah kemarin membuat masalah, sekarang cewek itu tidak ada habisnya, ingin menghina kelasnya lagi.
"Mau lo bersihin ampe tuh kaca retak juga, kelas lo gak mungkin bisa nandingin kelas kita, iya ga Des?" kata Rara, meremehkan dan sekalian mengejek Desta yang sedang mengelap kaca.
"Lo cewek, jangan cari gara-gara!" kata Desta kesal, gadis bernama Rara itu selalu saja mengejek kelasnya, jika saja dia cowok mungkin Desta sudah menghajarnya habis-habisan.
"Kalau dia cewek kenapa? lo takut?" tanya Danis yang kini tengah menatap Desta dengan remeh.
Ah cowok itu juga kini bersama dengan teman-temannya berkerumun di depan kelasnya.
Melempar kain lap ditangannya ke lantai, Desta yang sudah ingin mengamuk seketika ditahan oleh Serkan yang kini menatapnya dengan manik menajam.
"Stop, Des lo masuk!" baru saja Desta ingin menjawab Danis, Serkan deluan membuka suara dan berjalan kearah mereka dengan Khanza di belakangnya.
"Mana bia gu-"
"Gue bilang masuk!" potong Serkan dengan suara tegasnya yang membuat nyali Desta menciut seketika dan langsung masuk ke dalam kelasnya.
"Dan buat kalian semua! untuk kedua kalinya gue tegaskan kalau Kelas gue yang bakal dapat juara tahun ini!" cetus Serkan, meralat ucapannya yang hampir sama.
"Ck, ck. lo berani jamin apa?" tanya Denis menantang karna dari dulu juga semua tau kelas 11ipsB tidak pernah dapat juara boro-boro juara di puji guru aja gak pernah.
"Kalau kelas gue juara satu, lo semua babu gue, tapi kalau gue kalah gue bakal jadi babu lo!" ucap Serkan membuat perjanjian, sedangkan Khanza yang berada di samping Serkan, gadis itu langsung membulatkan matanya, apa dia sudah tidak waras pikir Khanza.
"Oke..." Danis tertawa meremehkan.
"Kita lihat nanti di porseni." ucap Danis tersenyum miring, menatap Serkan remeh.
Baru saja Khanza ingin membuka suara, tetapi tidak jadi karena Serkan langsung menarik tangannya untuk masuk ke dalam kelas. Meninggalkan Danis dan Rara yang saat ini menatap mereka dengan tatapan meremehkan.
masuk ke dalam kelas dengan mengandeng tangan Khanza, ralat bukan mengandeng tetapi menariknya agar gadis itu masuk. Lagi dan lagi seisi kelas di buat tercengang dengan tingkah keduanya, begitu pun dengan Siska, wajah gadis itu sudah merah menahan amarah yang akan seegra meledak.
"Gue ramal bentar lagi bakal ada perang dunia ke tiga." sela Dilan jadi-jadian siapa lagi kalau buka Farel, yang melihat gadis di sampingnya itu sedang menahan emosi.
"Diam lo!" ketus Siska yang kini ingin sekali mencakar wajah Farel.
Sedangkan Serkan dan Khanza segera duduk di kursi mereka masing-masing.
"Serkan!" panggil Khanza yang membuat Serkan berbalik untuk menatap gadis disampingnya, dengan satu alisnya yang terangkat ke atas.
"Kok kamu berani banget buat perjanjian itu?" tanya Khanza yang tidak habis fikir dengan perjanjian yang di buat Serkan tadi.
"Gue pasti menang!" ucap Serkan yakin.
"Ta-" ucapan Khanza terpotong karna Serkan meletakan jari telinjuknya di bibir Khanza
"Gue bakal menang!" tandas Serkan yang kini mendekatkan wajahnya ke dekat wajah Khanza sehingga mata mereka saling bertemu Dan lagi-lagi jantung Serkan berdebar kencang seperti ingin melompat keluar.
beberapa menit mereka terdiam hingga akhirnya Serkan sadar dan langsung menjauhkan wajahnya, lalu duduk seperti semula, begitu pun Khanza, hingga tak lama setelahnya Jeni datang dan pelajaranpun segera dimulai.
TbC.
㋛︎
Saranghae
KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Teen FictionCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!