Pagi yang begitu indah, bagi Serkan dan Khanza. sekarang mereka berdua tengah duduk di dalam mobil Khanza."Serkan tau gak? walau ini tuh bukan pertama kalinya aku pergi ke sekolah sama kamu. Tapi entah kenapa aku seneng banget!" seru Khanza antusias. Pergi bersama dengan Serkan juga salah satu hal yang membahagiakan untuknya.
"hem," sahut Serkan dengan deheman, sepasang matanya menatap lurus ke depan.
"Serkan pasti semua senang deh liat kamu sudah bebas, termasuk aku juga." cetus Khanza seraya tersenyum lembut, sedangkan Serkan yang mendengar itu reflek melihat ke arah gadis yang tengah duduk di sampingnya, hingga mata mereka terkunci untuk beberapa saat. Setelah itu Serkan langsung memutuskan kontak mata mereka dan kembali menatap ke depan.
Sialan! lagi-lagi jantungnya berdebar kencang.
Tak lama kemudian akhirnya mereka berdua sampai di sekolah Kartini High School, Khanza turun duluan lalu diikuti Serkan yang berjalan dibelakang Khanza sekarang.
dan saat Serkan turun dari mobil, beberapa pasang mata langsung menatapnya. Ada yang menatapnya takut, cemas, jijik, dan juga hina. Mungkin karena Serkan pernah dipenjara dan juga telah melakukan sesuatu dengan ketua Osis mereka. Hingga tatapan itu kembali terlihat, ah tidak apa Serkan sudah terbiasa kok dengan tatapan seperti itu.
"Serkan kok mereka natap kamu kaya gitu?" tanya Khanza tidak suka, dia yang risih di tatap seperti seorang penjahat sekarang. Karena dia berjalan di samping Serkan. Atau mungkin karena kemarin dia sudah mengacam Beni?
"Cuekin aja!" jawab Serkan yang berjalan terus ke arah kelasnya, toh dari dulu juga Serkan selalu di di lihat seperti itu.
Sedangkan di depan kelas ada Farel yang sedang menyapu, awalnya santai aja sebelum Khanza dan Serkan datang. Tapi melihat mereka berdua ada didepannya sontak Farel berlari lantas memeluk tubuh Serkan.
Dipeluk oleh Farel, Serkan baru menyadari. Jika dia memiliki teman yang peduli dengannya.
Mendorong tubuh Farel kebelakang. Serkan berdehem pelan, bisa salah paham orang kalau melihat sesama pria berpelukan. Entar yang ada mereka dicurigai yang enggak-enggak.
"Apaan si lo!" kata Serkan setelah melepaskan pelukan Farel.
"Ini beneran lo kan?" Farel tidak mempercai makhluk didepannya ini.
"Mending sekarang kita masuk, gue ramal semua pasti senang banget." ajak Farel yang langsung menarik tangan cowok itu untuk masuk ke dalam kelas, sedangkan Khanza gadis itu hanya mengekori saja.
Saat Farel masuk dengan menarik tangan Serkan, sebenarnya Serkan gampang saja menepis tangan Farel. Aka tetapi kebahagian di wajah Farel membuat Serkan tidak tega, kalau harus mengecewekan temannya, sama saja kan dia juga akan masuk ke dalam kelas.
"SERKAN!" pekik satu kelas yang kaget saat Farel masuk dengan menarik tangan Serkan, dan di belakang ada gadis yang mengekori mereka.
Semua segera berlari, yang tadinya mereka sedang sibuk dengan kagiatan masing-masing, seketika langsung menghampiri ketua kelas mereka.
"lo beneran udah bebas ketua kelas?" tanya Desta yang kini menatap Serkan dengan wajah bahagia.
"Iya lah, Serkan bebas dia kan gak salah," bukan Serkan yang menjawab tetapi Farel yang berada di samping Serkan yang menjawab.
"Gak nanya lo!" sewot Desta yang melirik malas ke arah Farel, lalu kembali menatap Serkan dengan sorot bahagia.
Serkan yang melihat tatapan bahagia dari teman-temannya, sampai terharu dan bingung harus bereaksi seperti apa? ingin rasanya dia menangis sekarang, jarang sekali Serkan mendapatkan perhatian dari teman-teman kelasnya, dari dulu hanya Sorotan takut, dan menyeramkan dari mereka saat melihat Serkan datang ke sekokah tetapi sekarang? itu malah tatapan kebahagian."Gue udah balik, jadi lo semua harus ngikuti setiap perkataan gue dan siap bersih-bersih!" ujar Serkan kepada temannya.
"Siap!" sahut seisi kelas, yang langsung pergi membagi tugas, jawaban yang tidak di sangkah oleh Serkan, dia pikir tadi semua temannya yang sedang bahagia langsung kesal saat di suruh membersihkan kelas tetapi dugaannya salah.
Serkan menatap ke arah gadis yang tengah berdiri di sampingnya, gadis itu Khanza dengan senyumnya mengembang dia membalas menatap Serkan.
"Terima kasih." hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Serkan, lalu tangannya bergerak otomatis mengelus puncak kepala Khanza.
Sadar akan perbuatannya, dengan cepat Serkan melepaskan tangannya lalu berjalan ke arah kursinya.
Sedangkan Khanza? dia seperti terhipnotis dengan mata tajam Serkan, dan jantungnya entah kenapa berdebar kencang, tetapi saat Khanza sadar ia langsung berjalan ke arah bangkunya kemudian meletakan tasnya.
Setelah kelas bersih, bukan hanya bersih namun sangat bersih. malahan, Serkan tidak percaya dengan semua kerja teman-teman kelasnya yang begitu sangat bersemangat.
Semuanya segera duduk di bangku masing-masing dengan senyum yang tidak hilang dari wajah mereka semua selain Serkan, cowok itu masih sama dengan wajah datar ditambah tatapannya yang sangar.
Setelah bel masuk berbunyi Bu Jeni segera masuk ke dalam kelas dan matanya langsung menangkap satu murid berharganya sekarang duduk di bangkunya. Jeni segera masuk dengan senyumnya.
"Selamat pagi semua!" sapa Jeni dengan senyuman dan matanya bergerak melihat ke arah Serjan yang sangat dia banggakan itu.
"Pagi bu!" sapa balik seisi kelas dengan semagat.
"Serkan kamu sudah bebas?" tanya Jeni seraya menatap lembut ke arah Serkan, seperti menatap anaknya sendiri.
"Iya." hanya singkat jawaban dari Serkan dan Jeni mengagguk paham dan mulai KBM( kegian belajar mengajar).
Sedangkan Beni yang mendengar Serkan sudah dibebaskan. Tadinya dia mau memberikan pelajaran kepada Serkan. Tapi sialnya, ada bu Jeni yang lagi mengajar. Jadi cowok itu memutuskan untuk menunda rencananya itu.
"Brengsek!" maki Bani sembari mengepalkan kedua tanggannya kuat, saat melihat Serkan yang sedang pikus belajar di dalam kelas.
TbC.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Teen FictionCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!