BAB|33

164 11 0
                                    


Pagi hari ini cerah, kelas lain mungkin juga sedang bahagia menikmati pagi mereka. Tetapi tidak dengan kelas 11 ips B, yang dimana seisi kelas semuanya terdiam, bingung sambil menatap kedua manusia yang selalu saja memerintah dan berkeliling kalas, kali ini terdiam cangung di bangku masing-masing, semuanya sampai terheran-heran  dengan Khanza yang No kalem. Tiba-tiba saja gadis itu kalem dan gak banyak bicara. Kalau Serkan sih mereka sudah biasa melihat Serkan yang bersikap seperti itu. Tapi ini Khanza loh?

"Mereka lagi marahan?" tanya Farel berbisik kepada Desta yang sedang menyapu.

"Gak tau," jawab Desta acuh, karena baginya mencampuri hidup Serkan itu hanya akan membuatnya terkena masalah.

 "Gue ramal mereka lagi marahan dan akan lama baru baikan." kata Farel lantang, membuat seisi kelas melihat ke arah Farel dan Desta, ceritanya mereka lagi ada didepan kelas.

Meringis, Farel melirik ke arah belekang. Dan disana ada Citra melototinya sangar. Farel sampai menelan salivanya dengan susah payah. Dia takut dan langsung menutup mulutnya agar berhenti menggosip tentang Serkan dan juga Khanza.

Brak!

"Allahuakbar!" pekik Farel kaget.

Lalu sepasang matanya bergerak ke arah cowok yang sedang berdiri kemudian menatapnya dengan tajam.

Farel rasa, Serkan telah mendengar ucapannya barusan. Tamatlah riwayatnya...Serkan akan membunuhnya hari ini, kenapa sih mulut embernya selalu gak bisa dikontrol?

Dan saat Serkan begerak berjalan ke arahnya. Farel menggeleng sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Damai." ucap Farel mencoba berdamai dengan Serkan.

Sekran terus berjalan kearahnya, walau dia sudah meminta damai. saat dia rasa jarak mereka dekat, Farel menutup kedua matanya rapat-rapat.

tak lama setelah dia menutup matanya, bahunya di tepuk pelan. Lalu suara Desta kembali terdengar.

"Kali ini loh kayaknya selamat." Desta nyengir kuda, melihat itu Farel menepuk lengan Desta. Dia sudah takut setengah mati karena Serkan menatapnya seperti tadi.

tapi syukur lah, Serkan mau mengampuninya kali ini.

Melihat kepergian Serkan, Khanza gadis itu menepis airmatanya. Ada yang berbeda dengan dirinya, dan entah kenapa dadanya terasa sesak sejak kemarin malam. Setelah malam itu, Khanza tidak pernah tidur dengan tenang.

"Lo kenapa Zha?" tanya Fira, dia juga menyadari perubahan temannya.

tersenyum Khanza menggelengkan kepalanya.

"Aku gak papa," balas Khanza berusaha menutupi rasa kecewa diwajahnya.

"lo kalau ada masalah, jangan lupa dibagi-bagi." ujar Fira yang dengan cepat diangguki Khanza.

Setelah Khanza mengbrol dengan Fira. Tak lama Serkan datang bersama Bu Jeni di depannya.

melihat itu kelas yang tadinya berisik kini menjadi hening.

Serkan kembali duduk dikursinya, melintasi Khanza dengan wajah datar.

dia membuka tasnya kemudian mengeluarkan buku mata pelajarannya.

Khanza memperhatikan Serkan diam-diam.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Jeni ramah.

Dengan ramah pula mereka menjawab dengan serentak.

"Pagi Bu Jeni!"

Tersenyum, wanita itu seperti mencari seseorang yang tadinya ada di belakangnya. Tapi sekarang kok gak ada? Akhirnya Jeni memutuskan untuk memeriksanya, sebelum itu dia menyuruh anak muridnya untuk menunggu sebentar.

"Ada apa? Ada apa?" tanya Amar kepada Farel. Cowok itu membuntuti Bu Jeni dari belakang. Memang ya Farel itu selalu saja kepo dengan kehidupan orang!

Serkan yang sudah tau siapa yang  Jeni Cari itu, memikirkannya saja membuat darah cowok itu langsung mendidih.

"Lo duduk!" printah Serkan kepada Farel.

Saat ditatap dengan tajam, Farel segera duduk kembali ke kursinya.

tak lama setelah dia duduk, Bu Jeni datang bersama dengan seorang pemuda disampingnya.

"Maaf ya anak-anak karena membuat kalian menunggu lama. Jadi alasan kenapa hari ini ibu masuk ke dalam kelas, ya seperti yang kalian lihat. Orang yang ada disamping ini teman baru kalian. Silahkan kamu memperkenalkan diri!" seru Jeni agar murid barunya itu menyapa muridnya yang lain.

tersenyum lebar, cowok itu sempat menatap Khanza.

Lalu beralih menatap Serkan yang ada disamping Khanza.

menarik napasnya dalam-dalam. Akhirnya cowok itu memperkenalkan dirinya.

"Let me introduce my name Gerland Arlindo, kalian bisa manggil gue Gerland. dan gue his girlfriend Khanza." ucap Gerland memperkanlkan dirinya sebagai pacar Khanza. membuat semuanya membulatkan mata Mereka tidak percaya. Walaupun Gerland memakai bahas campur aduk mereka semua mengerti apa yang di maksud cowok itu, begitu pun Khanza.

"Anjir! Lo pacarnya Khanza? Seriusan? hah? Terus Serkan lo sam-"

seketika Farel diam ditempat, tidak hanya Serkan yang menatapnya dengan tajam tetapi seisi kelas juga ikut menatapnya dengan tajam.

"Baik Garland kamu bisa mencari bangku kosong untuk mu," ujar Jeni dan Gerlan mengagguk patuh kemudian berjalan ke arah bangku Khanza dan Serkan.

"Gue boleh duduk dengan my girl?" tanya Gerlan atau lebih tepatnya usiran halus untuk Serkan pergi, melirik Gerland tidak tertarik. Serkan sempat melirik Khanza yang memohon agar dia mau mengalah, padahal tadinya Serkan ingin menghajar cowok songing dihadapannya ini.

Bangkit, lalu memasukan buku-bukunya kembali ke dalam tas. Serkan cowok itu pindah ke tempat lain.

Menyaksikan itu, seisi kelas termasuk Bu Jeni menatap Serkan dengan tatapan tidak percaya.

seorang Serkan mengalah?

Mundur kebelang, Serkan mendekat ke bangku Khanza. Lalu kepalanya menunduk menyetarakan tingginya dengan kepala Khanza.

"Gue, gak akan ngalah lagi setelah hari ini."

manik Khanza membesar lantas menatap Serkan yang posisinya sangat dekat dengan wajahnya.

"Ngerti?" setelah mengatakan itu Serkan kembali berjalan maju ke arah bangku kosong. Dimana sebelumnya ada Siska disana. Tapi setelah kejadian, kakaknya yang dipenjara. Cewek itu tidak lagi terlihat.

TbC.

| (• ◡•)| mereka romantis ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| (• ◡•)| mereka romantis ya

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang