Pukul 17:00 tepatnya sekarang Serkan yang sudah siuman. Merasakan kepalanya terasa sangat berat, kemudian dia mencoba membuka matanya untuk menyesuaikannya dengan Cahaya yang ada dalam ruangan ini.
Dimana dia sekarang tengh berada diruangan serbah putih berbau obat-obatan. Dengan kasar dia menarik selang yang ada dihidungnya. Dan saat dia hendak mengangkat tangan sebelah kanannya, Serkan merasakan tangannya berat. Apakah tangannya patah? Oh tidak!
Serkan cepat-cepat melihat ke arah tangan kanannya dan yang dia temukan adalah, seorang gadis cantik tertidur dan mengengam tangan kanannya.
Serkan tersenyum senang, melihat wajah tenang Khanza yang sedang tertidur tanpa Serkan sadar tangan kirinya bergerak dan mengelus pipi mulus gadis itu, dan sialnya Khanza merasakan sentuhan itu langsung membuka matanya.
"Serkan, selangnya berdarah!" pekik Khanza melihat infus yang ada ditangan Serkan berdarah.
"Dokter!" teriak Khanza heboh hingga Serkan merasa malu dengan dirinya sendiri.
Saat Khanza berteriak memanggil dokter, Erlond yang masih ada diluar segera masuk ke dalam untuk menemui putranya.
lalu disusul Lita dan beberapa dokter dan juga suster masuk kedalam ruangan Serkan.
"Kamu sudah sadar?" tanya Erlond basa-basi. Rasanya canggung sekali berbicara seperti biasa dengan putranya sendiri.
Tidak mendapatkan jawaban dari Serkan, cowok itu hanya bisa mematung sambil menatap Serkan yang terus menatapnya dengan dingin. Dia pantas ditatap seperti ini, dia salah karena terlalu mengadalkan Serkan yang mendari. Tanpa dia sadari putranya juga membutuhkan kasih sayang darinya.
tapi tidak. Yang dia lakukan hanya egonya sendiri.
Setelah melihat dokter, Khanza segera mengajak dokter tersebut untuk memeriksakan keadaan Serkan.
"Selang infusnya berdarah tadi dok!" cerita Khanza ketakutan. Dan wajah takut gadis itu membuat Serkan dan para dokter gemas sendiri.
"Pacar kamu baik-baik saja sekarang nona manis. Tidak perluh takut lagi, pendarahan diselang infus sering terjadi saat tangan pasien diangkat ke atas." jelas Dokter tersebut.
Manik Khanza membulat saat mendengar kata pacar. Tidak, Serkan bukannya pacarnya! Dia ingin mengatakannya begitu tapi dokter tersebut keburu pergi. Bersama Erlond dan Lita.
kehadiran mereka tidak dibutuhkan oleh Serkan. Jadi mereka memutuskan untuk menunggu diluar saja.
melihat wajah Khanza yang kesal sontak membuat Serkan tertawa pelan. Dia tidak bisa tertawa dengan lantang, karena tubuhnya akan sakit semua saat dia melakukannya. Tapi wajah Khanza sekarang benar-benar membuatnya ingin tertawa.
di tertawakan reflek Khanza menatap Serkan tajam.
"Gak ada yang lucu!" sergah Khanza. Membuat Serkan berhenti tertawa, lalu cowok itu meremas perutnya dan mengeluh kesakitan.
"Ahk!" ringis Serkan jelas membuat Khanza ketakutan. Dan hendak memanggil Dokter kembali untuk memeriksakan keadaan Serkan tapi saat dia hendak melakukannya. Tangannya tiba-tiba ditarik reflek membuat tubuh gadis mungil itu jatuh ke atas dada bindang Serkan.
"Sekarang gue udah sembuh!" kata Serkan, dengan satu tangannya menahan tubuh Khanza yang ingin pergi.
"Serkan ih lepasin. Nanti ada yang liat dan nyangkahnya aku beneran pacar kamu!" kilah Khanza takut jika benar-benar ada yang melihat mereka.
"Jika mereka beranggapan seperti itu. Bukan tugas lo buat wujudkannya?"
Khanza bengong, tidak mempercayai ucapan Serkan barusan.
Kini keduanya saling tatap.
hingga beberapa saat setelahnya, suara Farel dan Desta terdengar dari luar.
tanpa permisi mereka langsung masuk ke dalam ruangan Serkan. Dan betapa terkejutnya mereka melihat pemandangan didepannya.
"Oh my good!" pekik Farel tidak mempercayai apa yang dia lihat sekarang.
Mendengar suara Farel dengan cepat, Khanza bangkit dari tubuh Serkan. Mendadak suasana menjadi sangat canggung.
Serkan sedang mengutuk kebodohannya saat ini.
"Maaf, kami datang diwaktu yang tidak pas!" Fira segera menarik tangan Farel dan Desta untuk ikut keluar bersamanya.
Setelah melihat teman-temannya pergi, Serkan segera menatap ke arah lain. Pasti Khanza akan memarahinya karena telah bersikap kurang ajar dan menimbulkan salah paham.
"Tadi aku cuma bercandain kamu."
Kalimat itu membuat Khanza akhirnya benapas. Dia tertawa lalu menatap Serkan.
"Lain kali jangan bercanda seperti itu. Kamu tau! Semuanya akan berubah karena perkataan kamu tadi."
Serkan terdiam untuk beberapa saat. Untunglah dia bilang perkataannya tadi adalah candaan, jika tidak maka sikap Khanza akan berubah. Perhatiannya, rasa pedulinya semuanya akan terlihat aneh dimata Khanza.
Keadaan mulai mencair. Dan akhirnya mereka kembal memanggil teman-temannya untuk masuk ke dalam. Kemudian menjelaskan tentang kesalahpahaman yang baru saja mereka lihat.
walau awalnya tidak percaya, karena desakan Serkan. Mereka mengiya-iyakannya saja. Meski mereka yakin diantara keduanya ada rasa lebih dari seorang teman.
***
Setelah dirawat selama seminggu dirumah sakit, kini saatnya tiba untuk dirinya pulang.
selama satu minggu itu, Khanza telah mengurusnya hingga sembuh total. Papanya juga sering mengajaknya berbicara walau Serkan tidak memperdulikan apa yang dibicarakan papanya.
dan disini lah Serkan Sekarang dia berdiri di dalam kamarnya yang berada di rumah pamannya, tadi Khanza yang mengantarnya ke rumah.
Bibi dan pamannya juga sering mengujunginya kerumah sakit begitu juga teman-teman sekolahnya, yang kembali mempercayainya. Beni sekarang sedang dipenjara atas perencanaan pembunuhan.
Menidurkan dirinya di atas Ranjang. Cowok itu tengah menatap ponselnya, disana terlihat Khanza sedang mengetik pesan.
Sambil tersenyum mengembang dia menunggu pesan itu selesai diketik lalu terkerim kepadanya.
Lagi-lagi Serkan tidak bisa tidur karna wajah gadis cantik yang selalu menganggunya dan membuat jantungnya seperti ingin meledak.
"Apa gue beneran sayang sama dia?" tanya Serkan pada dirinya sendiri yang sedang berbaring menatap langit-langit kamar berwarna putih.
"Gue yakin ini bukan hanya perasaan sayang sebagai sahabat. Tapi gue?" Serkan bingung dengan perasaannya sendiri.
TbC.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Teen FictionCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!