"Serkan ayo masuk!" ajak Farel saat melihat Serkan sejak tadi terus berdiri ditempat.
"Serkan lo kenapa?" tanya Amar. sambil memperhatikan cowok disampingnya. Wajah Serkan pucat, dan matanya merah. Apa Serkan masih belum sembuh total?
"Lo sakit ketua kelas?" tanya Desta.
Lagi-lagi tidak ada jawaban dari Serkan.
"Udahlah kita ajak ke kelas aja!" seru Farel, tangan ringannya menarik Serkan. Yang anehnya, ngikut aja saat dia menariknya.
Dan sesampainya mereka didepan kelas, baru saja mau masuk. Tapi dari dalam ada yang meniup terompet dan melempar isi happy popper party ke arah mereka.
"Selamat datang Serkan!" teriak teman-temannya bertepuk tangan.
Menghela napasnya dalam-dalam, manik merah Serkan mengamati wajah satu-persatu teman sekelasnya.
dia mencari Khanza. Dan saat tidak menemukannya, cowok itu meneteskan airmatanya. Membuat teman sekelasnya heboh karena melihat Serkan menangis.
mereka tidak pernah berpikir kejutan kecil seperti ini bisa membuat Serkan terharu.
"Terima kasih semuanya, tapi gue gak bisa disini lama-lama." kata Serkan seraya menepis kasar airmatanya.
cowok itu segera mengambil tas ranselnya, kemudian pergi meninggalkan kelasnya.
"Serkan kenapa? Dia nangis karena terharu kan?" Desta menyenggol tubuh Fira.
menggeleng pelan, Fira tidak tau apapun yang menimpa Serkan sampai tidak mau merayakan kesembuhannya bersama-sama. Dan saat Serkan, pergi dari kelasnya. Ada yang aneh tapi apa ya? Seolah dia meninggalkan sesuatu...Khanza!
Saat melihat Serkan balik, Khanza tidak ada disamping cowok itu. Tidak biasanya?
"Udahlah, gak usah ngegosip. Seperti yang kalian lihat Serkan baru juga sembuh dari penyakitnya." kata Amar mencoba berpikir positif saja.
sementara Serkan? Setelah pergi dari kelasnya. Cowok itu berjalan tanpa arah tujuan, motornya dia tinggal diparkiran sekolah.
Hatinya sejak tadi terus berdenyut sakit, Serkan ingin menghapus ingatan dimana dia melihat Khanza bersama dengan Gerland.
"Dia pacar aku."
mengingat perkataan Khanza tadi, tubuh Serkan mendadak lemas. Ucapan Khanza seperti pendang tajam yang sekarang posisinya sedang menancap didadanya. Sangat sakit hingga untuk bernapas saja rasanya amat sesak.
Memukul dadanya sekali, berharap setelahnya dia bisa bernapas kembali. Tapi sialnya, dadanya semakin sesak.
Airmata yang sejak tadi memenuhi sekeliling matanya akhirnya tumpah, cowok itu jongkok dipinggiran jalan raya.
Sambil menunduk menatap aspal dibawahnya, sekarang Serkan tengah menangis tanpa suara.
kenapa Khanza membuatnya jatuh cinta, jika endingnya dia dibuang seperti ini?
Kenapa dari awal, Khanza tidak mengatakan kalau dia memiliki seorang kekasih. Jadinya Serkan bisa, setidaknya dia tidak ada niat ingin menjadikan Khanza lebih dari seorang teman.
Serkan ingin mengatakan Khanza itu jahat, karena telah berhasil membuatnya jatuh cinta tapi dengan sekejap mata kini cintanya hanya jadi angan-angan semata. Bahkan belum tersampaikan.
sakit sekali hatinya.
"Dek kamu baik-baik saja?"
pundak Serkan ditepuk pelan, saat seorang pejalan kaki sepertinya melintas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Teen FictionCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!