Hai hai kembali lagi disini
Jangan lupa vote dan komen untuk ke next partnya. Kalau bisa penuhi setiap paragrafnya 😂
Happy Reading
Salam dari Rigel
.
.
.
.
.Saat ini gamma berada di gazebo halaman belakang rumahnya. Kepalanya sedikit mendongak dan matanya memperhatikan shine yang duduk di kursi balkon kamarnya. Gadis itu hanya berdiam diri disana, tatapannya tertuju pada langit langit dengan pandangan kosong. Itulah yang selalu shine lakukan. Tidak pergi ke sekolah, pemotretan, bahkan keluar kamar saja tidak. Shine terus mengurung dirinya dikamar.
"Lihatin apa kamu?" Tanya al yang tiba tiba muncul bersama dengan leon. Mereka terlihat baru saja kembali dari kantor. Gamma langsung mencium tangan al kemudian leon.
"Lihatin shine" balas gamma setelahnya. Al dan leon melihat ke arah pandang gamma dan benar saja, mereka menemukan shine masih berada di balkon kamarnya. Membuat al menghela nafas pelan.
"Selalu seperti itu?" Tanya leon. Membuat gamma mengangguk.
"Bahkan shine sama sekali tidak keluar kamarnya om" ucap gamma.
Al dan leon juga ikut mengambil duduk di gazebo itu. Dan mereka juga sama sama memperhatikan shine.
"Kasian.." ucap leon pelan.
"Dan yang lebih kasian lagi, aku sebagai ayahnya tidak bisa melakukan apapun. Dokter menyarankan agar shine menghadapi traumanya itu. Ga ada lagi yang bisa dilakukan selain cara itu" ucap al.
"Perlahan, dia pasti sembuh. Saya yakin, shine gadis yang kuat" ucap leon.
"Tapi disisi lain dia putri kecilku yang rapuh. Kamu tidak tau bagaimana histerisnya dia saat semua kenangan itu kembali di ingatannya" ucap al sendu membuat leon terdiam. Sedangkan gamma hanya menjadi pendengar saja.
Leon, al dan gamma kini hanya diam memperhatikan shine. Angin berhembus cukup kencang. Terlihat shine mengusap kedua lengannya. Kemudian gadis itu masuk kekamar. Mungkin karena merasa terlalu dingin berada di luar.
"Gimana tadi?" Tanya al tiba tiba pada gamma.
"Udah gamma mulai. Dan sesuai dugaan, thalita udah mulai ketakutan" ucap gamma dengan senyum miringnya.
"Bagus. Ayah mau, bukan hanya diberikan ancaman. Tapi juga tindakan"
"Pasti. Tapi gamma bakal lakuin secara perlahan. Biar dia ngerasain ketakutan dan trauma seperti shine sekarang" ucap gamma.
Leon yang mendengarkan percakapan ayah dan anak itu hanya geleng geleng kepala saja. Gamma sama sekali tidak bisa diragukan bahwa ia adalah keturunan al. Bahkan untuk merencanakan balas dendam saja mereka bisa sekompak dan senyambung itu. Leon yang notabennya hanya asisten al dan orang lain pun bisa apa. Hanya bisa mendengarkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
4. ReTed (END)
RomantikWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan rumitnya keterkaitan kisahku dengan kisah yang lain ~•ReTed•~ "Kamu cinta aku, aku cinta dia dan dia cinta aku. Tapi, kakakku juga mencintai adikmu. Lalu siapa...