R 18 (Part Of My Life)

6.6K 709 245
                                    

Hai hai kembali lagi disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai kembali lagi disini

Happy Reading

Salam dari Shine

Kasih semangat biar shine cepet sembuh dan bisa gelut lagi sama rigel ya
.
.
.
.
.

Sebelum menuju ruang makan untuk sarapan, gamma menyempatkan diri untuk menemui shine dikamarnya. Saat ia membuka pintu kamar gadis itu, terlihat shine masih bergelung dengan selimutnya. Gamma mendekati ranjang itu. Kemudian ia mencium kening shine dengan lembut. Sebelum pergi ia membenarkan posisi selimut shine. Barulah ia keluar kamar adiknya itu dan menuju ruang makan.

Sampai di ruang makan al, gladys dan rigel sudah ada disana untuk sarapan. Terlihat rigel membuat kericuhan lagi. Entah lelucon apa yang dikeluarkannya pagi ini hingga membuat bundanya tertawa sampai akan menangis seperti itu. Sedangkan al hanya diam dan geleng geleng kepala saja.

"Pagi.." sapa gamma.

"Pagi. Lo sekolah bang? Yakin?" Tanya rigel langsung saat melihat gamma rapi dengan seragamnya disaat wajahnya benar benar babak belur.

"Istirahat aja dulu dirumah nak, ga sakit semua badan kamu itu? Jangan dipaksain" ucap gladys kali ini.

"Hari ini ada ujian bunda. Gamma ga bisa tinggalin" ucap gamma. Memang benar, karena ia sudah kelas 12 pasti banyak sekali ujian.

"Yaudah. Tapi ga usah kekantor hari ini. Langsung pulang aja nanti" ucap gladys yang dibalas anggukan kepala oleh gamma.

Al? Pria itu hanya diam. Seolah tak mendengar pembicaraan itu. Bahkan al enggan melihat ke arah gamma. Pria itu masih murka padanya.

Gamma menoleh ke arah rigel yang duduk disebelahnya. Alis gamma terangkat sebelah saat melihat rigel bertumpu dagu sambil memperhatikannya dengan wajah seolah mengagumi dirinya.

"Kenapa?" Tanya gamma risih ditatap seperti itu oleh rigel.

"Wajah lo keren bang. Beneran, kek habis digebukin preman pasar hahaha!!" Tawa rigel pecah begitu saja. Gamma menatapnya tidak percaya. Bagaimana bisa cowok itu mengatakan hal seperti itu. Itu sama saja rigel mengatai ayahnya preman pasar, karena ini semua ulah ayahnya.

Tawa rigel mereda saat ia merasakan ada sesuatu yang salah. Ia mengusap kedua lengannya.

"Kenapa jadi merinding yak" ucap rigel. Ia tau benar jika ayahnya kali ini sudah menatapnya dengan tatapan membunuh. Hanya saja rigel bersikap seolah tidak peka. Gamma cuek saja. Ia mengambil roti dan mulai mengoleskan selai.

"Kemana?" Tanya gladys melihat rigel bangkit dari duduknya setelah menghabiskan roti dan susunya.

"Mau jemput iris dulu bun. Rigel berangkat ya" ucap rigel menyalami bundanya dan tak lupa mencium pipinya juga. Kemudian bergantian pada al. Al menatap nyalang pada rigel, namum tetap membiarkan rigel mencium tangannya.

4. ReTed (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang