WARNING!! CERITA DEWASA
Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan
rumitnya keterkaitan kisahku dengan kisah yang lain ~•ReTed•~
"Kamu cinta aku, aku cinta dia dan dia cinta aku. Tapi, kakakku juga mencintai adikmu. Lalu siapa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai hai kembali lagi disini
Ada sedikit penjelasan.
Jadi part ini itu kelanjutan dari "can i kiss you" yang bagian gamma iris. Dan harinya sama dengan part rigel ngelamar rara dan batra yang nolongin shine.
Happy Reading
Salam dari Gamma . . . .
Dengan memakai kaos putih kebesaran milik gamma yang menutupi tubuhnya hingga separuh paha, iris berjalan keluar dari kamarnya. Ia mencari cari keberadaan gamma di rumah besar nan sepi ini dengan sedikit kebingungan. Karena ia belum tau bagaimana tata letak rumah ini. Namun akhirnya ia mendengar suara ditengah kesunyian itu. Membuat iris berjalan ke arah sana.
Dan benar saja, orang yang ia cari cari berada disana. Iris melihat punggung gamma yang sudah memakai kemeja kerjanya sedang sibuk di dapur. Dan kini cowok itu tengah bergulat dengan taplon dan spatulanya di atas kompor.
"Bang.." panggil iris membuat gamma menoleh sebentar dan kembali sibuk memasak.
"Duduk situ, bentar lagi selesai" ucap gamma.
"Ga mau dibantuin?" Tanya iris sambil melihat ada dua buah piring di atas meja bar dengan roti yang sudah di panggang.
"Udah selesai baru nawarin bantuan. Kalau ga niat bantuin mending ga usah basa basi" ucap gamma sambil menuangkan telur orak arik yang dibuatnya ke atas dua buah piring itu.
"Ya kan aku baru selesai mandi. Mana tau kalau bang gamma lagi masak. Tadi juga bang gamma yang nyuruh aku mandi" ucap iris memberikan pembelaan sambil mengambil duduk di salah satu kursi meja bar. Iris memperhatikan gamma yang sedang memakai celemek dan memegang spatula serta taplon. Lengan kemejanya ia gulung hingga ke siku. Membuat gamma terlihat begitu tampan. Apalagi kini cowok itu berdiri dengan bersandar di meja bar dan menatap iris dengan intens.
"Ngapain senyum senyum? " tanya gamma membuat senyum iris surut
"Nangis jangan, senyum heran. Maunya apa coba?"
"Serah lo" ucap gamma cuek. Ia meletakkan taplon dan spatulanya di atas kompor. Kemudian ia melepas celemeknya dan ikut mengambil duduk disana.
Gamma tetaplah gamma. Cowok kaku dan kasar. Meskipun tadi ketika iris bangun tidur ia bersikap manis, bahkan hingga menyatakan cintanya. Namun kini ia kembali ke wujud aslinya. Tapi bagaimanapun juga iris tetap mencintai cowok ini. Karena ia menyukai gamma dengan segala keunikan kepribadiannya, bukan karena hal lainnya. Ia juga tidak ada niatan untuk merubah sikap gamma. Biarkan saja cowok itu menjadi dirinya sendiri.
"Lo gak pakek celana?" Tanya gamma tiba tiba melihat ke arah bawah. Membuat iris langsung menutupi pahanya.
