R 31 (Before You Go)

6.4K 781 377
                                    

Hai hai kembali lagi disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai kembali lagi disini

Telat update nih hehe

Happy Reading

Salam dari Gamma

.
.
.
.
.


Shine berjalan keluar rumah sakit dengan menyandarkan kepala di bahu ayahnya dan tangan yang digenggam oleh bundanya. Gadis itu sudah tidak menangis, namun pandangannya jadi kosong. Ia masih memikirkan kepergian batra, dan tentu perpisahan ini sangat berat untuknya.

Gamma dan rigel berjalan dibelakang mereka. Kali ini rigel juga diam, tak banyak bicara seperti biasanya. Karena ia juga sadar situasi.

Namun langkah rigel terhenti saat melihat seorang cewek yang tak asing untuknya keluar dari salah satu ruang pemeriksaan dokter. Ia menajamkan pandangannya untuk memastikan bahwa dugaannya benar. Dan hal itu juga membuat gamma ikut berhenti.

"Kenapa?" Tanya gamma pada rigel.

"Itu si rara kan?" Tanya rigel pada gamma. Gamma mengikuti arah pandang rigel. Dan ia melihat ada seorang cewek sedang kesusahan berjalan menggunakan tongkat.

"Gatau" balas gamma.

"Ah lo mah tau nya apa bang" ucap rigel kemudian berjalan mendekati rara. Gamma yang di hina oleh rigel seperti itu jadi speecles di tempatnya.

"Rara!" Panggil rigel membuat cewek itu berhenti melangkah dan menoleh ke arahnya.

"Rigel.." ucap rara terkejut melihat kehadiran rigel disana.

"Hei.. lo ngapain disini? Belum sembuh?" Tanya rigel melihat kaki rara yang masih di balut perban berwarna coklat.

"Udah mendingan kok. Ini barusan ketemu dokternya" ucap rara dengan tersenyum.

"Lo sendiri?" Tanya rigel yang dibalas anggukan kepala oleh rara.

"Kenapa ga di temenin sih? Keadaan lo kayak gini juga, kalau lo kenapa kenapa lagi gimana?" Tanya rigel membuat rara terkejut. Apa rigel sedang mengkhawatirkannya?

"Ra? Ya elah malah ngelamun" ucap rigel lagi membuat rara tersadar dari lamunannya.

"Em.. itu.. tadi.. sama mama. Tapi, mama ada urusan mendadak gitu. Jadi terpaksa aku ketemu dokternya sendirian" jelas rara dengan susah payah karena berusaha mengontrol detak jantungnya yang semakin cepat.

Tiba tiba rara meringis pelan. Ia merasakan sakit di kedua lengannya karena menjepit tongkat itu terlalu lama.

"Eh kenapa?"tanya rigel

"Gapapa"

"Capek ya?" Tanya rigel. Dengan pelan rara mengangguk.

Rigel menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Ia celingukan ke kanan dan ke kiri. Kemudian ia melihat ada sebuah bangku kosong di taman rumah sakit itu.

4. ReTed (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang