WARNING!! CERITA DEWASA
Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan
rumitnya keterkaitan kisahku dengan kisah yang lain ~•ReTed•~
"Kamu cinta aku, aku cinta dia dan dia cinta aku. Tapi, kakakku juga mencintai adikmu. Lalu siapa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komen untuk next partnya
Konflik mulai bermunculan sedikit demi sedikit dan dimohon bersabar
Happy Reading
Salam dari Batra . . .
"Gamma pulang..." ucap cowok itu saat memasuki ruang makan dan melihat keluarganya sedang makan malam bersama. Pandangan gamma juga menangkap sosok iris yang ikut bergabung dengan mereka. Cewek itu tersenyum mereka kearahnya. Membuat gamma juga ikut tersenyum.
"Udah pulang kamu. Kok cepet, tumben?" Tanya gladys pada gamma.
"Meetingnya cuma dua jam udah selesai, terus gamma langsung pulang. Lagi banyak tugas sekolah" ucap gamma kemudian mencium pipi bundanya dan mencium tangan ayahnya.
Gamma mengecup puncak kepala shine saat melewati gadis itu kemudian ia mengambil duduk disebelah rigel. Berhadapan dengan iris.
Iris masih berusaha keras untuk menahan senyumnya. Aroma khas cowok itu langsung menyeruak kehidungnya sejak memasuki ruang makan itu. Apalagi penampilan gamma membuat iris benar benar terpesona. Dan bibirnya terasa ingin selalu membuat senyuman.
"Iris nggak mau nginep disini aja?" Tanya gladys pada iris
"Maaf tante, iris belum siapin buku buat besok. Belum pamit juga sama ibu, nanti ibu khawatir" jelas iris.
"Telfon aja. Besok pagi sebelum ke sekolah mampir dulu kerumah lo" ucap shine
"Ibu aku ga punya ponsel" ucap iris dengan tersenyum pada shine.
Semua langsung diam dan menatap ke arah iris. Dijaman sekarang orang tidak memiliki ponsel. Pasti ekonomi keluarga iris tidak baik. Shine jadi merasa bersalah mengatakan hal itu. Seharusnya ia ingat jika keadaan iris sangatlah pas pasan. Tapi shine tidak sampai berpikir jika ibu iris tidak memiliki ponsel. Iris kembali melanjutkan makannya, ia tak merasa ada hal yang salah. Jadi lebih memilih bersikap biasa saja.
"Ya sudah kalau gitu, nanti pulangnya biar diantar sama rigel aja ya. Udah malam bahaya cewek pulang sendirian" ucap gladys
"Siapp bunda" ucap rigel semangat padahal iris belum menerima tawaran itu. Gamma hanya diam. Ia ingin mengantarkan iris pulang namun ia harus segera menyelesaikan tugas sekolahnya. Lagi pula iris pasti akan aman jika bersama rigel, jadi gamma membiarkannya saja.
"Ga boleh" ucap al tiba tiba. Membuat semua menatap ke arah pria itu yang duduk di kursi paling ujung.
"Rigel masih kena hukum, ga boleh kemana mana. Biar gamma aja yang nganterin pulang" ucap al. Seketika senyum rigel luntur.
"Tapi gamma katanya lagi banyak tugas" ucap gladys.