28 | Semburat Terpaan Hangat

62 23 0
                                    

Malam yang hening berujung sepi. Lalu, kamu hadir.

Dan kuberi tahu kamu rahasia kecil, bahwa bersamamu tak kenal lagi patah hati.

Karenamu, aku suka malam ini.

...

TANGANNYA mengetikkan pesan dengan lincah di atas papan keypad ponsel canggihnya. Saat ini, dengan dua cup hot chocolate, perempuan rambut panjang sepunggung warna kecoklatan itu berdiri di depan rumah seseorang yang telah menyita banyak perhatiannya selama beberapa bulan ini.

Gadis: Lou.

Gadis: Tidur belum?

Malam yang sudah larut, bulan yang tengah bersinar terang yang bahkan meski lampu jalanan tidak menyala, Gadis yakin masih bisa melihat jelas jalanan kompleknya. Ingin rasanya memencet bel, takutnya malah menganggu sang tuan rumah, akhirnya membuat Gadis memilih jalan pintas dengan berharap Louis belum tidur saja.

Seolah mengabulkan harapnya, pesan balasan datang padanya.

Pacar: Belum

Pacar: Kenapa?

Gadis: Ngantuk nggak?

Pacar: Nggak

Pacar: Kenapa?

Gadis: Sini

Pacar: Ke mana?

Gadis: Gue di gerbang rumah lo.

Pacar: Ngapain?

Pacar: Ngepet ya, lo?

Gadis sent a picture.

Gadis: makanya sini, gue udah bawa lilinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis: makanya sini, gue udah bawa lilinnya.

Gadis: Jangan macem-macem, ya. nanti gue matiin nih lilinnya.

Pacar: Males.

Pacar sent a picture.

Pacar sent a picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang