39 | Jawaban Atas Pertanyaan

76 13 5
                                    

Selalu ada cerita
dalam cerita.

...

"LOUIS, lepas ...." Karin menatap perih pergelangan tangannya. "Lama-lama tangan gue bisa buntung."

Louis tidak mendengarkan. Setelah mereka sampai di taman, barulah dia lepaskan sesuai kehendaknya sendiri. Karena sudah cukup selama ini dia dipermainkan dan diperintah oleh Karin.

"Kedatangan lo ke sini mau apa?" tanya Louis to the point.

Karin mengelus pergelangan tangannya yang memerah. Sedikit tidak menyangka karena Louis bisa sekasar itu padanya. Dalam hati, dia sudah merencanakan hal busuk untuk membalas pada orang yang berani merubah Louis yang dulu tunduk padanya ini.

"Louis, bukannya kita udah lama nggak ketemu?"

Louis bergeming. Dia tetap tenang meski tahu kalau Karin mengatakan hal yang munafik. "Terus?"

"Masakan di sini enak-enak. Spot fotonya banyak. Karena itu gue balik ke sini. Gimana kalo nanti kita jalan-jalan ke tempat favorit kita. Lo kan tau gue-"

"Lo paling tau kalo gue nggak suka basa-basi," potong Louis, menghentikan ocehan Karin yang menurutnya tidak berguna.

Karin diam sebentar kemudian tertawa.

"Gue?" ucapnya di sela-sela kikikannya.

Karin mendekati Louis. "Gue ngga nyangka pembunuh itu bisa bikin gue sekesal ini hanya karena Louis pake seketus ini sama gue."

Dalam benaknya, Louis bertanya banyak hal tentang ke mana arah tujuan bicara cewek ini. "Apa yang sebenarnya lo mau?" tantang Louis.

Karin tersenyum tipis, memutuskan untuk berhenti basa-basi. Setelah mempersempit jarak di antara mereka, Karin bergumam, "balas dendam."

Cewek itu menepuk bahu Louis. "Gue nggak akan macem-macem sama Fajar, Aldo dan Refan lagi 'kok. Tujuan gue nggak akan melibatkan mereka."

"Baguslah, cuma itu yang mau gue pastikan." Louis berbalik, ingin beranjak meninggalkan Karin sebelum perkataan Karin menghentikan langkahnya.

"Tapi gue nggak bilang kalau lo nggak akan terlibat 'kan?"

'"Lo-"

"Ssst!" Cewek itu meletakkan telunjuk di depan bibirnya. "Its show time."

Dan Louis pun menjadi bungkam.

Setelah mengatakan itu, Karin meninggalkan Louis yang masih diam tidak mengerti. Cewek itu benar-benar gila, dia selalu memiliki rencana di balik selubung. Louis berjanji dia akan menjauhkan teman-temannya dari Karin. Dia tidak ingin hal seperti dulu terulang lagi. Saat di mana teman-temannya pernah diperbudak oleh Karin hanya demi ambisinya mendapatkan Louis. tapi setelah dapat, cewek itu meninggalkannya begitu saja. Habis manis sepah di buang.

Tapi dibanding itu, yang lebih mencuri perhatian Louis adalah perasaannya sendiri. Laki-laki itu memegangi dadanya. Di luar dugaan. Hatinya benar-benar sudah baik-baik saja seolah tidak pernah dipatahkan sebelumnya. Bertemu Karin bukan hal luar biasa yang akan meremukkan hatinya lagi. Louis sudah baik-baik saja.

Louis tersenyum. Rupanya kehadiran Gadis membawa pengaruh yang sangat besar untuknya.

•••

Seperti janjinya saat malam tahun baru, Louis sudah mempersiapkan sebuket bunga untuk menyatakan perasaannya pada Gadis di hari pertama semester ini.

About TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang