PART 57

5.9K 334 9
                                    

Raffa membawa Adelia sedikit menjauh dari area bazar dan mengajak Adelia duduk di bangku yg ada di halaman sekolah. Ketika sudah duduk, Adelia langsung memeluk Raffa membuat laki-laki itu membalasnya dan mengelus kepala perempuan itu dengan lembut.

"Udah lo tenang. Gue gak akan biarin dia nemuin lo walaupun cuma sedetik!" ujar Raffa menenangkan.

Tak ada dahutan, namun Raffa merasa jika bahu Adekia sedikit bergetar menandakan bahwa perempuan itu tengah menangis.

"Jangan nangis dong. Kita kesini kan mau havefun bukan mau nangis-nangisan"

Masih tetap. Adelia tidak menjawab. Raffa menghela napas dan membiarkan Adelia menangis.

Beberapa menit kemudian, Adelia sudah mulai tenang dan sudah tidak menangis lagi walaupun masih sesenggukan.

Raffa mengurai pelukan mereka dan menghapus sisa air mata yg berada di pipi Adelia dan mengelus pipi Adelia dengan lembut.

"Udah ya, jangan pernah lo nangis lagi gara-gara cowok brengsek kayak dia" ucap Raffa seraya menangkup kedua pipi Adelia.

Adelia mengangguk pelan, "makasih ya Raf. Dan maaf gue belum bisa buka hati gue buat lo atau siapapun itu"

"Iya gak papa. Gue ngerti kok. Jadi lo jangan pernah merasa terbebani sama perasaan gue ya?"

Adelia memgangguk. Tiba-tiba terdapat suara kegaduhan di area bazar. Adelia dan Raffa segera mendekat.

Mereka melihat beberapa orang berpakaian hitam dan mereka membawa senjata membuat orang-orang panik dan ketakutan. Adelia dengan cepat mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi teman-temannya.

Setelah terhubung, Adelia meninta Asyila bersama Anna untuk mengamankan orang-orang yg ada dibazar ini. Sedangkan Dena diminta Adelia untuk mengambil senapan dan mencari tempat yg cocok untuk menembaki musuh dari jauh, Dena pun membawa Jessi bersamanya. Samy dan Darian yg yadi memutuskan untuk duduk di taman langsung bergegas lari ke area bazar ketika mendengar bunyi tembakan.

Andre dan Stev juga langsung mengambil senjata di mobil mereka. Tak lama, Asyila menghubungi Adelia lagi untuk memberitahu bahwa semuanya sudah aman bersamanya. Asyila pun segera menghubungi anggota DWM untuk segera kemari. Setelah menghubungi anggota DWM, Asyila segera menyusul Adelia dan yang lain.

Adelia, Raffa, Nathan,  Samy, Andre, Darian, dan Stev kini berdiri berjajar dengan Adelia ditengah mereka. "Siapa kalian?"

Para orang-orang berpakaian hitam itu menatap nyalang pada Adelia dan semuanya.

"Diamlah kau jalang!" ucap salah satu dari mereka yg menyulut api kemarahan dalam diri keenam laki-laki yg berdiri disamping Adelia.

"Jaga bicaramu bajingan!" sentak Samy tajam.

Raffa langsung melesatkan satu peluru tepat pada kepala laki-laki yg sudah menghina Adelia tadi.

"Serang mereka!" interupsi pria yang berbadan gempal yang menjadi pemimpin mereka.

Para anak buah pria berbadan gempal itu langsung menyerang Adelia dkk.

Beberapa waktu kemudian, Adelia dkk sudah menghabisi para orang-orang itu. Adelia penasaran siapa mereka, dan mengapa mereka membuat kegaduhan di sekolahnya.

Adelia berjalan mendekati salah satu dari mereka. Adelia berjongkok kemudian memeriksa lehernya dan terdapat sebuah tato yg melambangkan kalajengking.

Adelia tau tato itu. Adelia sangat tau. Tiba-tiba terdapat suara seseorang yang sangat familiar bagi mereka semua kecuali Nathan dan Raffa, tubuh mereka menegang seketika.

"Mereka adalah anggota BS," ucap orang itu.

Dengan perlahan tapi pasti mereka membalikkan tubuh mereka. Dan ketika tubuh mereka sudah berbalik dengan sempurna mereka kompak membulatkan matanya kecuali Nathan dan Raffa.

"Bagaimana bisa?," tanya Samy tidak percaya.

"Gue mimpi?," ujar Andre.

"Mata gue sakit deh kayaknya," ujar Stev.

"Drama apa lagi ini?," ucap Adelia tajam.

Orang itu, laki-laki itu adalah Armond. Yah, setelah melihat pertempuran kecil Adelia sudah selesai, Armond memutuskan untuk turun dari pohon dan menemui para cucu-cucunya.

"Ini bukan drama Adelia. Ini nyata," ucap Armond.

"Jangan berbohong! Katakan siapa dirimu dan apa tujuanmu meniru wajah serta bentuk tubuh Kakekku?!"

"Aku Armond Adelia. Aku Kakekmu!," tegas Armond.

"Itu tidak mungkin! Armond Kakeku lumpuh. Tidak mungkin Armond bisa berdiri!," bantah Adelia.

"Itu mungkin Adelia! Karena selama ini aku tidak lumpuh!,"

Kaki Adelia melemas. Kenyataan apalagi ini? Kakek yang ia kenal selama bertahun-tahun ternyata tidak lumpuh?!

"Pembohong!,"

Setelah berkata, Adelia berbalik lalu berlari pergi meninggalkan semuanya. Asyila, Dena, Anna, dan Jessi yang baru saja datang juga ikut syok, kecuali Jessi yang tidak mengerti apa-apa

"Kakek? Kakek berbohong pada kami?," cicit Asyila menatap tidak percaya pada laki-laki setengah abad yang berdiri dengan tegap.

"Maafkan Kakek," lirih Armond.

Armond merasa sangat bersalah kepada para cucunya. Ia berpura-pura lumpuh karena ia tidak ingin menunjukkan diri dihadapan para pemimpin mafia. Karena Armond tahu, jika Armond muncul, kehidupan para Cucunya akan terganggu.

"Asyila kecewa sama Kakek," lirih Asyila kemudian berbalik dan berlari meninggalkan mereka.

"Raf, Nath, tolong lo berdua kejar mereka. Gue percayain mereka ke lo berdua," suruh Samy dengan suara pelan. Laki-laki ini juga syok dengan apa yang terjadi saat ini.

"Anna sama Dena juga kecewa sama Kakek," ujar Anna.
Andre dan Stev pun berlari mendekati pacar masing-masing. Andre dan Stev langsung mendekap kedua perempuan itu.

"Samy ingin berbicara pada Kakek," pinta Samy kemudian beranjak pergi dari sana.

Armond mengangguki ucapan Samy lalu mengikuti Samy dari belakang diikuti dengan Rafli dan Darian. Sementara Jessi yang ditinggal sendirian hanya bisa diam melihat Anna dan Dena yang menangis dipelukan kekasih mereka.

***

Sori pendek.
Tapi ada part selanjutnya. Part selanjutnya khusus Adelia dan Raffa. Dan part selanjutnyalah yang kalian tunggu-tunggu.

Kalo ga nunggu juga gpp. Yang lenring kalian semua gercep bacanya dan ngevote nya. Oke sekian dan terimakasih. Bye






DARK WORLD MAFIA (TERBIT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang