Hari senin. Hari yang cukup dibenci banyak murid karena pada hari ini semua murid diwajibkan untuk mengikuti upacara rutin di halaman sekolah.
Adelia datang terlambat. Perempuan itu mendecak karena ia harusnya berada di depan tapi sekarang ia malah berada di belakang sendiri.
Adelia mencari celah untuk berada didepan, namun perempuan itu tidak memperhatikan kelas apa yang ia ikuti sekarang. Dengan percaya dirinya Adelia berpindah kedepan.
Namun baru beberapa menit Adelia berdiri, bahunya serasa di tarik seseorang kebelakang dan mendorongnya. Adelia menatap orang itu.
"Kamu! Kenapa ada disini?," tanya seorang guru perempuan yang tidak pernah Adelia lihat.
"Saya? Saya upacara Bu!," balas Adelia.
"Oh ya? Lalu mengapa tadi saya tidak melihat kamu ketika berkeliling?," sinis Bu Nia.
"Ya mana saya tau Bu. Mata Ibu rabun kali,"
"Lancang sekali kamu berkata seperti itu pada saya. Kamu itu sudah terlambat, salah baris kelas, melawan ucapan saya lagi, benar-benar tidak tau malu," ketus Bu Nia.
Adelia berdecih, "harusnya Ibu mengaca sebelum mengatai saya. Guru mana yang mengajar di sekolah menggunakan pakaian yang menunjukkan belahan dadanya? Guru mana Bu? Ibu disini mau mengajar atau mau obral badan?,"
Bu Nia memggeram marah, kemudian wanita itu melayangkan tangannya untuk menampar pipi Adelia. Adelia yang tidak siap pun terkena tanparan itu. Karena tamparan itu, kini banyak murid yang mulai memperhatikan mereka berdua dan mengabaikan kepala sekolah yang tengah memberikan wejangan.
Adelia memegangi pipinya dan menatap tajam ke arqh Bu Nia. "Lancang sekali anda menampar saya!," desis Adrlia.
Dengan gerakan cepat, Adelia mencekik leher Bu Nia membuat napas wanita itu tercekat. Bu Nia meronta meminta dilepaskan namun Adelia tidak memggubrisnya dan justru menyeret Bu Nia untuk kedepan.
Adelia melempar Bu Nia ke depam kepala sekolah membuat semua guru memekik kaget dan para murid memekik senang karena upacara pasti akan terhenti.
Kepala sekolah yang tak lain dan tak bukan adalah Ravi, paman Adelia menghampiri Adelia dan para guru lainnya termasuk Bu Nia.
"Ada apa ini? Adelia, mengapa kamu drngan beraninya melempar Bu Nia?," tanya Pak Ravi baik-baik.
Adelia memasang raut wajah datar sedatar-datarnya, "dia dulu yang menampar pipi saya!,"
Ravi menatap Nia dengan tajam, "Apa benar itu Bu Nia?,"
Nia memasang wajah melas, "tidak Pak! Siswi itu dulu yang mengatai saya,"
"Apakah saya salah jika saya mengatai jika Anda disini bukan untuk mengajar, melainkan untuk obral badan? Bagaimana bisa saya mengatakan hal seperti itu? Itu semua bisa dilihat dari cara berpakaian Nia Rahmawati yang dengan percaya dirinya menunjukkan belahan dadanya. Apa saya salah Bapak Ravi terhormat?,"
Rahang Ravi mengeras, ia tidak menyangka jika Nia yang baru saja masuk kemarin sudah bertingkah layaknya seperti seorang jalang.
"Dan sesuai prinsip saya. Saya tidak akan berulah jika seseorang tidak mengganggu ketenangan saya. Dan wanita busuk ini sudan menganggu ketenangan saya!," desis Adelia.
"JAGA MULUTMU JALANG!," bentak Nia.
Adelia kembali memcekik wanita itu namun kini lebih keras daripada yang tadi hingga membuat napas Nia tidak beraturan.
"Jalang? Harusnya sebutan itu lebih cocok untuk wanita memalukan sepertimu!,"
Adelia memeperat cekikannya dengan tangan kiri yang menarik rambut Nia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK WORLD MAFIA (TERBIT✔)
Teen Fiction-PART TIDAK LENGKAP- untuk versi lengkapnya, kalian bisa order Novel ini melalui shopee, @tokobook.com03 atau bisa juga melalui instagram @cmg_berau atau bisa juga kalian akses melalui aplikasi KUBACA ya ges. Dengan judul yg sama, happy reading-!! ...