Bagian 3

1.3K 133 0
                                    

Hening. Meja makan kini hanya ada keheningan yang diisi dentingan sendok. Sudah menjadi tradisi keluarga ini bila makan dalam keadaan hening.

"Pamit." Keon bangkit dari duduk nya. Meraih tas dan meminum susu yang terletak di meja makan.

Iqbal-papanya menatap sang anak sulung dengan heran. "Masih pagi," ujar nya datar.

Keon menaikan sebelah alis nya. "Upacara," ujar Keon singkat.

"Naya ikut dong Bang. Kan searah," ujar anak perempuan berseragam SMP itu. "Nanti Abang turunin Naya di halte depan sekolah aja."

Keon mengangguk. "Ayok!" ajak nya.

Naya pun bangkit dari duduk nya. Dia melirik kedua orang tua nya. "Ma, Pa, Naya berangkat dulu ya," pamit Naya lalu mencium tangan kedua orang tua nya.

"Hati-hati," pesan Kayla─mamanya. "Abang, kamu bawa mobil nya hati-hati. Jangan kebut-kebutan," ujar Kayla yang tertuju pada anak sulungnya.

"Iya. Kita pamit. Assalamualaikum," ujar Keon. "Ayok, De." Keon menarik lembut tangan Naya

***

"Lo aja sana! Gue sih ogah!" Meza menolak mentah-mentah ajakan ketua kelas.

Hari senin ini, Beno-ketua kelas XI IPS 3, menyuruh Meza menjadi pimpas atau pemimpin pasukan. Bukan tanpa alasan Meza menolak, dia tidak mau di suruh panasan.

"Yaelah, minggu ini aja deh. Nanti enggak lagi," bujuk Beno lagi.

"Gak mau! Lo budeg?!" kesal Meza.

Beno berdecak. "Sek-"

"NENG MEZA, YUHU!!! BANG JO DATANG!" teriak Jo memotong ucapan Beno.

Jonathan Devano. Cowok bertubuh jangkung, hidung mancung, alis tebal, bibir tipis, dan senyum manis ini adalah murid kelas sebelah. IX IPS 5, kelas yang di kenal dengan cowok tampan namun bengal.

"Berisik anjir!" Rama menutup kedua telinga nya. Rama juga teman sekelas Jo, dia juga tak kalah tampan dari Jo. Rama juga famous sama seperti Jo. Siapa yang tak kenal Rama? Wakil ketua bola Volly SMA Padjajaran ini.

"Tau lo Jono!" tambah Nico. Cowok yang di cap playboy SMA Padjajaran itu menatap Jo kesal.

Jo mendelik ke arah mereka tak suka. "Suka-suka gue lah! Siape lo?" tantang Jo. Jo beralih menatap Meza. "Lapangan kuy!" ajak Jo kepada Meza.

"Males ah. Rooftop aja gimana?" ajak Meza setelah melihat Beno pergi keluar kelas.

Ini adalah kali ke dua Meza mengajak ke tiga teman nya itu untuk tidak mengikuti upacara.

"Gue males upacara nih. Mau gak?" tawar Meza.

"Sok aja kalo berani bolos. Gue lapor Papi." Gevan menatap Meza datar. Dia sengaja datang ke kelas sang Adik untuk melihat apakah Meza mengikuti upacara atau tidak.

"Wih ada anak IPA nih. Ngapain kesini Profesor?" ujar Jo.

Ya, Gevan dan Meza berbeda kelas. Gevan kelas XII IPA 1 sedangkan Meza XI IPS 3. Hal lumrah bagi anak IPA jika memasuki area IPS di panggil Profesor. Kalian tau sendiri, anak-anak IPA lebih rajin belajar dari pada membolos.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang