"Di cium Gilang ya lo?!" Sebelum Tyo menebak, Rio memekik setalah sadar bahwa bibir Mira merah di bagian bawah.
Rio melirik ke arah adik nya itu. "Parah lo, Lang. Bibir bini lo sampe merah," ujar Rio.
Gilang yang mendengar itu menatap Mira heran. "Geser sini, Kak. Gue di sana," ujar Gilang kepada Iqbal.
"Kay, kamu aja yang pindah samping Adel. Nanti aku geser," ujar Iqbal membuat Kayla bangkit dari duduk nya lalu duduk di samping Adel.
"Aduh-aduh, main nya gogot-gogotan," celetuk Tyo yang mendapat toyoran dari Windi. "Sakit, Win." Tyo meringis.
"Lagian kamu pikir mangga apa di gogot segala?!" Windi menatap Tyo kesal.
"Ra, kenapa?" Gilang memeringkan kepala nya, menatap Mira yang sedang menatap lurus ke depan.
Mira menggeleng. "Gak apa-apa," jawab Mira. Gue lagi ga mood pake di tanya, batin Mira.
"Bisa tinggalin kita berdua dulu gak?" Gilang mentap ketiga sepupu dan Kakak ipar nya itu. Seolah mengerti tatapan Gilang, mereka pun bangkit lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Mira, sayang." Gilang mengubah posisi duduk nya menjadi miring. "Liat aku," ujar Gilang memegang bahu Mira agar menghadap ke arah nya.
"Kamu kenapa? Sakit, hm?" Gilang mengusap bibir bagian bawah Mira lembut. "Berdarah gak?" tanya Gilang.
"Enggak," balas Mira.
Gilang mengehela nafas pelan. "Terus kenapa bisa merah gini?" tanya Gilang.
"Gak papa," Mira membalas singkat.
"Kebiasaan kalau di tanya selalu jawab gak papa."
"Orang gak papa. Udah ah mau masuk," ketus Mira lalu bangkit dari duduk nya, dan berjalan masuk kedalam.
"RA! TUNGGU DONG!" Gilang ikut bangkit, lalu mengejar Mira, dia menarik pergelangan tangan Mira. "Kenapa ih??"
"Gak papa!" Mira menepis tangan Gilang kasar, lalu berjalan ke arah ruang tamu, dan duduk bergabung di samping Adel.
"Berasa film India aje ye, kejar-kejaran," ujar Tyo. "Untuk lo kaga film Barat,"
"Emang kenapa?" tanya Adel.
"Lha, lu liat sendiri film Barat gimana?"
"Emang gimana?"
"Tembak-tembakan. Kalo noh duo dugong ngelakuin kayak di film Barat, bisa ancur rumah gua," ujar Tyo.
Adel yang gemas pun bangkit dari duduk nya, lalu berjalan menghampiri Tyo. "Bang, lu punya masalah idup ape sih? Kalo ngemeng yang berbobot dikit bisa?" Adel menatap Tyo malas.
"Bisa. Nanti omongan gue, gue kasih makan nasi padang biar kenyang, dan bb nya nambah," ujar Tyo dengan enteng nya.
"KAGA USAH GEBLEK SEHARI AJE, YO!" Rio menoyor kepala Tyo.
"Sak—"
"PAPI! MEZA IZIN MAIN DONG!" Meza turun dari tangga, dia berlari kecil menghampiri Gilang. "Meza iz—"
"Gak boleh," tolak Gilang, nada nya dingin, mata nya tajam. "Gak boleh kemana-mana. Tetep di sini," tegas Gilang.
Damn, kalo kayak gini Meza harus gimana?! Pasal nya hari ini dia akan bertemu Jo dkk di Warung Gede. Membahas soal kemarin.
"Pliss, kali ini aja. Meza sek—"
"Papi bilang enggak ya enggak, Meza. Papi gak suka di bantah," ujar Gilang datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Bobrok
HumorHei, ini tidak hanya kisah keluarga yang bobrok. Tapi ini juga kisah tentang keluarga yang humoris, romantis, dingin, dan unik. Walaupun sering sibuk sama dunia masing-masing, tapi mereka masih inget sama keluarga. Pasti ada aja waktu luang untuk k...