Bagian 5

883 103 1
                                    

Kantin sekolah saat ini sedang ramai-ramai nya. Tak seperti biasa nya. Aneh memang, kantin yang biasa nya tidak terlalu ramai, kini sangat ramai.

Seaneh ke tiga Abang Meza. Entah kenapa sedari tadi mereka mengikuti Meza. Mulai dari tadi kegiatan literasi, sampai pergi ke kantin pun Gevan, Keon, dan juga Revan ikut serta.

"Lu kenapa pada ngintilin si Meza sih?" tanya Jo agak risih akan kehadiran mereka.

Rama mengangguk setuju. "Kerasukan apa lo pada? Biasa nya juga cuek," ujar Rama.

Benar juga. Biasa nya mereka akan seperti orang tak kenal kepada Meza. "Bener juga. Tumben banget lo," Meza menatap ke tiga Abang nya heran.

"Makan. Gak usah banyak bacot," jawab Gevan ketus. "Bakso lu keburu dingin, nanti gak enak."

"Kok git-"

"Makan," ujar Keon dingin.

Meza mendelik kesal. Dia melirik batagor milik Jo. "Jo, mau dong batagor nya," pinta Meza.

"Ambil aja. Pake ijin segala," ujar Jo.

Belum Meza mengambil, tangan nya dicekal Gevan. Dia menatap tajam Meza. "Duit lo masih ada kan? Ngapain minta?" tanya Gevan datar.

"Udah biasa kali. Gak usah gengsi," sahut Rama.

"Udah biasa lo bilang? Ini nama nya kebiasaan," sinis Keon.

"Gue tanya, lo masih duit kaga? Perlu gue beliin?" tanya Gevan lagi kepada Meza.

Meza menepis tangan Gevan kasar. "Apaan si? Gajelas." Meza melanjutkan makan bakso nya.

"Jadi gak bep? Nih batagor gue aja. Baru dimakan dikit, gak gue acak-acak juga makan nya," ujar Nico menawari.

Meza menggeleng lemas. "Makan aja," ujar Meza.

"Gak mau ben-"

"Gak usah banyak bacot bisa gak?" tanya Revan kesal. "Ini lagi makan, masih aja lo bacot."

Seketika keadaan meja hening. Meza diam, dia memakan bakso yang dia rasa menjadi hambar. Dia tidak tau tujuan mereka untuk mengikutinya kesini apa.

Apaan sih pada ngikutin gue?! Anjir ah, gak ada akhlak banget.

***

"Jangan film hantu! Gue takut," tolak Tiwi.

"Gak papa Kak, ini seru, lho." Meza sedari tadi terus saja membujuk Tiwi agar mau menonton film hantu.

"Iya Kak, ini gak takut kok! Ini seru," ujar Naya. "Kemarin Yana udah nonton juga. Gak serem-serem amat."

Tiwi menggeleng cepat. "Ogah! Gue mau drakor aja." Tiwi berjalan menuju meja belajar milik nya. Mengambil flascdisk yang berisi video-video drakor yang sudah dia download.

"Nih, kita non-"

"CEWEK, KIW-KIW!!" Rivan datang membawa dua plastik berisi cemilan. Dia duduk disamping Naya.

"Masuk rumah orang tuh ucap salam. Ini malah kaw-kiw!" Tiwi menatap Rivan kesal.

"Di bawah gak ada siapa-siapa. Pada kemana?" tanya Rivan.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang