"Kenapa diem-diem? Kalian pada ribut?" Mira menatap kedua anak nya. Aneh, biasa nya Meza akan berceloteh dan Gevan akan memarahi Meza karena berisik.
"Enggak." Gevan dan Meza menjawab bersamaan.
Malam ini, mereka sedang kumpul di ruang keluarga. Meza yang duduk di sofa tunggal, Gevan yang duduk di sofa panjang dua bantal sendiri. Sedangkan Gilang dan Mira duduk di sofa panjang dengan bantal tiga, berdua.
"Ada masalah? Kenapa, coba cerita." Mira berusaha membuat salah satu dari mereka terbuka.
Tak ada yang menjawab. Baik Gevan ataupun Meza diam. Tak ada yang berniat bersuara sedikit pun.
"Mami kalian nanya. Jawab," ujar Gilang datar.
"Abang marahin Meza di sekolah." Meza angkat bicara setelah dari tadi diam saja.
"Marahin? Kenapa?" tanya Mira.
"Lagian dia ada-ada aja, Mi. Dia bikin ribut di sekolah," ucap Gevan.
"Bener?" Gilang melirik Meza datar. "Masalah apa lagi?" tanya Gilang.
Meza menghela nafas pelan. "Aku gak ribut. Itu Kak Deswita duluan. Dia dateng-dateng gebrak meja kantin. Terus bilang aku rebut pacar dia." Meza menjeda ucapan nya.
"Habis itu dia bentak-bentak aku. Ya aku gak terima. Terus aku bilang kalo aku gak rebut, eh dia tetep nyolot bilang aku pelakor," ucap Meza.
"Maksud nya? Kamu rebut pacar orang?" Mira menaikan sebelah alis nya.
Meza menggeleng. "Salah paham. Lagian Meza kenal sama pacar nya cuman sebatas nama aja. Ketemu juga kalo ekskul sama nongk──" Meza menutup mulut nya saat hendak mengucapkan kata 'nongkrong'.
"Masih suka nongkrong juga kamu? Udah berapa kali Papi bilang kalo kamu gak boleh nongkrong lagi?" Gilang menegakkan tubuh nya.
"Kamu gak denger apa emang sengaja?" tanya Gilang datar.
"Sengaja kali." Gevan menyahut, lalu bangkit dari duduk nya dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya.
Meza mendengus kesal. "Sembarangan!" kesal Meza. "Aku udah jarang ik─"
"Jarang? Berarti sebelumnya suka?" potong Gilang.
"Buk─"
"Kamu masih punya kuping kan? Masih punya pikiran kan buat cerna semua omongan Dady? Kamu udah besar. Kamu harus nya paham," ujar Gilang dingin.
"Tapi Dad—"
"Dady capek, kamu selalu aja susah di atur! Kamu masih tanggung jawab Papi, Meza. Kamu bisa gak nurut sama Papi?!" Kini suara Gilang naik satu oktaf.
Meza diam. Lagi-lagi, membentak.
"Gilang, kamu gak us─"
"Apa?! Kamu juga sama mau bela dia? Iya?! Kamu tau gak, dengan cara kamu selalu bela dia, dia jadi ngelunjak," sinis Gilang.
"Bukan gitu, Lang. Tapi kan disini Meza gak sal─"
"Kamu selalu bela dia! Ini semua gara-gara kamu! Dia jadi ngelunjak." Gilang bangkit dari duduk nya, lalu melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Bobrok
HumorHei, ini tidak hanya kisah keluarga yang bobrok. Tapi ini juga kisah tentang keluarga yang humoris, romantis, dingin, dan unik. Walaupun sering sibuk sama dunia masing-masing, tapi mereka masih inget sama keluarga. Pasti ada aja waktu luang untuk k...