Bagian 40

408 43 2
                                    

Gelap malam dengan lampu kecil yang berkelip indah. Taman luas di Kafe Brahma kini di penuhi banyak orang. Tak hanya acara reuni, tapi ini juga acara santunan anak yatim yang di lakukan tadi pagi.

Dea, Rio, Windi, dan juga Tyo sudah berada disini sedari tadi. Tidak ada satu pun anak yang ikut. Setelah mendapat kabar bahwa dilirang membawa anak.

"Si Iqbal otw kesini kata nya," ucap Rio sambil membaca pesan yang baru dikirim Iqbal tadi.

"Bagus lah. Si Gilang sama Mira ada kabar gak?" Dea mengecek ponsel nya, melihat siapa tau Mira memberi kabar. "Dia gak ngabarin gue. Ke lo ada gak Win?" ujar Dea kepada Windi.

Windi mengambil ponsel nya, lalu membuka aplikasi kirim pesan. Siapa tau ada notif dari Mira, tapi ternyata tidak. "Gak ada, ah. Lagi di jalan kali. Atau gak lagi siap-siap."

"Sorry telat. Tadi macet,"

Mereka berempat menoleh. "Iya, gak papa. Kita juga baru sampe kok," ujar Dea.

"Si Gilang sama Mira belum dateng?" tanya Kayla sambil merapihkan rambut nya yang sedikit berantakan.

"Kek nya lagi siap-siap. Atau gak lagi di jalan. Soal nya belum ada kabar," ujar Tyo. "Nanti juga dateng,"

"Assalamualaikum, selamat malam semua nya!" suara dari atas panggung sukses membuat semua pusat perhatian kini beralih.

"Waalaikumsalam, malam."

"Salam sejahtera bagi kita semua. Saya selaku panita acara reuni mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian yang telah berkenan hadir. Acara akan di mulai jam 20:00. So, setengah jam kedepan sebelum acara di mulai akan di isi oleh penyanyi. Selamat menikmati." Panita acara pun turun dari atas panggung.

Tak lama seorang penyanyi datang ke atas panggung dan mulai menyanyi. Semua orang tampak menikmati lagu. Teringat nostalgia akan masa SMA. Memang, waktu begiti cepat. Tak terasa, tahu-tahu sudah tua saja.

"Lho? Adel kok lo bisa bareng sama Mira sama Gilang?" Kayla menatap Adel penuh tanya.

"Maaf ya kita telat." Mira duduk bersama Gilang. Begitu juga Adel dan Raihan. "Cerita nya panjang deh. Acara nya udah mulai?" tanya Mira.

Kayla menggeleng. "Jam delapan nanti. Paling nunggu kumpul semua," ujar Kayla.

"Lho, Raihan?" Kayla tersadar bahwa ada Raihan di samping Adel. "Kok sama Adel? Atau...?"

"Iya. Ini calon istri aku yang pernah aku bilang ke kamu waktu itu," ujar Raihan.

"Kalian udah saling kenal?" tanya Dea.

"Dia temen SD gue, De. Yakali kaga kenal," kekeh Kayla masih agak tak percaya. Memang, dunia tak selebar daun kelor.

"Dunia sempit ye," ujar Tyo.

"Sempit. Sampe gak mampu nampung lagi anak," ujar Windi membuat Tyo mengerut. "Maksud kamu? Mau punya anak lagi?"

"Teu ah. Teu jadi," (Gak ah. Gak jadi) ujar Windi.

"Udah tau si Tyo lemot. Lo ngomong kode-kode an anjir!" ujar Dea.

"Udah-udah. Gue aus. Mau ambil minum dulu," ujar Mira hendak bangkit, namun di tahan oleh Gilang.

"Biar aku aja. Kamu duduk sini," ujar Gilang.

"Gak papa. Tuh, minum nya juga di situ!" Mira menunjuk meja yang berisi gelas-gelas sirup.

Gilang menghela nafas. "Jangan lama-lama, ya. Aku liatin dari sini,"

Mira tak menjawab, dia hanya mengangguk lalu berjalan ke arah meja yang berisi kan gelas-gelas sirup tersebut.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang