Bagian 15

550 65 0
                                    

Jam menunjukan pukul 19:30. Kini, Dea dan Rio sedang berada di kamar mereka. Rio yang sedang asik membaca buku tebal kedokterannya, dan Dea sedang bermain ponsel nya.

"Lha, ini kan si Rohman. Kok dia IG nya aktif lagi?" gumam Dea. Bukan Dea namanya kalo gak kepo. Dia terus men-stalk IG Rohman.

"Aish, makin cakep aja," Dea terus men-stalk akun IG Rohman. "Andai gue nikah sama nih bocah," ujar Dea berandai. Tangannya tak henti menggulir layar posel. Mata Dea tampak jeli menatap foto Rohman dengan cewek—mungkin pacarnya.

"Wih, siapa tuh? Cakep bener." Tahu-tahu Rio datang dan duduk di kasur lebih tepat nya disamping Dea. "Sampe lupa udah ada suami," cibir Rio.

"H-Hah? Eh, a-apaan sih," gugup Dea. Kok gue bisa ke gep gini sih bego!

"Coba liat." Rio merebut ponsel Dea secara paksa. Dia melihat foto-foto cowok yang bernama Rohman itu. Tak lama kemudian, dia mematikan ponsel Dea lalu menyimpan nya diatas nakas.

Rio menatap Dea lekat, lalu dia membalik kan badannya hingga posisi mereka saling berhadapan. "Dea," panggil Rio sambil menggenggam kedua tangan Dea.

"Kamu jangan gitu lagi, ya?" ujar Rio tiba-tiba. Ada tatapan sedikit terluka saat mengetahui Dea masih berharap sama mantan. Dia kesal karena istrinya itu masih saja kepo tentang akun mantan, padahal jelas-jelas sudah punya suami.

Dea mengerenyitkan dahi nya. "Maksud kamu?" tanya Dea. Darahnya berdesir ketika melihat tatapan teduh dari Rio. Mata itu memancarkan rasa, em... cinta?

"Aku gak suka kamu liat-liat cowok lain sekalipun hanya foto, by. Aku bukan ngekang kamu, tapi hati aku sakit, by. Sakit kalo liat kamu lirik laki-laki lain," ucap Rio sungguh-sungguh.

"Aku memang dulu sering ganti-ganti cewek. Aku memang brengsek. Tapi, laki-laki brengsek akan menjaga wanita yang benar-benar dia cintai,"  tambah Rio. Matanya mendadak redup. Dia menunduk—saat mengingat masa lalunya dulu.

Dea diam. Sungguh, demi apapun jantung nya berdebar kencang. Dia gugup. Bingung harus jawab apa.

"Aku mau minta maaf dulu pernah sia-sia in kamu. Aku nyesel, by. Tolong izinin aku buat perbaiki sekarang," ucap Rio sambil membawa Dea kepelukan nya. Dia menyandarkan kepala Dea di dada bidang nya.

"Kamu denger kan detak jantung ini? Jantung ini cuman berdebar kencang saat aku lagi sama kamu, by. Aku milik kamu, aku punya kamu. Begitu pun kamu. Jadi, tolong jangan berpaling," ucap Rio sambil mengelus rambut Dea penuh cinta.

Dea tersenyum. Dia melepaskan pelukan nya. "Aku yang harus min—"

"Enggak, sayang. Kamu gak salah. Aku yang salah. Kamu gak perlu minta maaf," sela Rio cepat.

"Iya deh. Makasih ya?" ujar Dea.

"Buat?"

"Semua nya. Walaupun kamu sering bikin aku kecewa, walaupun kamu sering bikin aku nethink. Aku gak ada niatan berpaling dari kamu."

Rio mengangguk dan tersenyum manis. "Aku juga mau bilang makasih sama kamu. Makasih udah nerima aku lagi. Makasih udah jadi istri yang terbaik dan menjadi ibu dari anak-anak aku. Aku bangga sama kamu," ujar Rio.

"Sama-sama," jawab Dea.

Cup

Rio mengecup kening Dea cukup lama. Dia menundukan kepala nya, lalu mendekatkan wajah nya hingga kening mereka bersatu.

"I love you, by," ucap Rio.

"I love you too, suami ku," jawab Dea.

***

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang