Bagian 32

412 54 8
                                    

"Dingin gak?" tanya Tyo. Tangan nya sibuk memanggang daging yang ada di depan nya. Setelah berbincang tadi, mereka memutuskan untuk acara BBQ.

"Gak terlalu sih," jawab Windi sambil mengusap kedua tangan nya. "Kamu kok udah pulang? Bukan nya minggu depan?"

"Hehe, sebenernya emang seminggu. Aku bohong, pengen bikin suprise aja buat kamu," ujar Tyo.

"Kira aku apaan, ngapain pake bikin suprise segala? Aku gak kaget juga," ujar Windi. Tangan nya sibuk membuat saos untuk BBQ.

"Nih buat kamu. Semoga suka ya," ujar Tyo membuat Windi menoleh, dilihat nya Tyo yang sudah mengangkat daging panggang. Mata Windi membelalak sempurna. "Tyo, i-ini...,"

"Buat kamu. Hadiah anniversery pernikahan kita yang ke-17 tahun. Semoga kamu suka." Tyo memakaikan kalung indah itu di leher Windi.

"M-Makasih." Windi meneteskan air mata terharu membuat Tyo heboh.

"Jangan nangis dong! Nanti di kira aku apa-apain kamu lagi," ujar Tyo.

"Aku terharu," ucap Windi.

Tyo mendengar itu terkekeh. Dia memeluk tubuh Windi hangat. "Semoga selalu gini. Kamu nangis gara-gara bahagia. Bukan sedih," ujar Tyo.

"Makasih, Yo. Aku gak nyangka, ini bagus banget."

"Sama-sama, Win. Stay with me. Aku cinta dan sayang banget sama kamu," ucap Tyo terkesan tulus. "Aku bebasin kamu bukan aku gak peduli sama kamu, cuman aku tahu kamu orang nya gak suka di kekang. Aku mau kamu bahagia,"

"M-Maafin aku yang belum bisa jadi istri yang baik buat kam—"

"Sssttt, jangan ngomong gitu. Kamu itu terbaik dari semua yang terbaik. Kamu itu sumber kebahagiaan aku. Pliss, jangan ngomong gitu lagi. Harus nya aku yang minta maaf, gegara kerja terus aku jarang ada waktu buat kamu," ucap Tyo.

Windi melepaskan pelukkan nya. "Gak papa. Kamu juga kerja buat aku, buat kita. Aku salut sama kamu, selalu sabar ngadepin aku." Windi kembali berderai air mata. Ya Allah, Tyo manis banget kalo udah gini.

"Udah ya, jangan nangis lagi. Kita sama-sama saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing." Tyo mengusap air mata Windi.

Cup.

Cup.

Windi memejamkan mata nya ketika Tyo mengecup kedua mata nya. "Aku cinta kamu. Jangan nangis lagi, sayang."

***

"IIIIIHHH. ITU PUNYA GUE, RIVAN!" Meza merebut ciki yang di pegang Rivan. "Kalo mau ambil sana! Malah ambil punya gue."

"Yailah, Za. Minta dikit elah, gue mager banget," ujar Rivan.

Kini Meza, Rivan, Gevan, dan juga Keon sedang berada di kamar Toren. Sebenarnya Meza di ajak untuk membuat BBQ oleh Mira tadi, cuman Meza menolak.

"Lo malah disini. Sono lo, si Yana sama Dira aja bantuin Momy. Masa lu yang gede ngejublek disini," usir Gevan.

"Serah gue lah, lagian males banget gue di suruh cuci piring nanti nya," ujar Meza.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang