Bagian 13

555 73 6
                                    

Gilang menatap Meza datar. "Rok kamu kemana? Kenapa pake celana?" tanya Gilang saat Meza baru saja turun dari kamarnya.

Ya, sesuai yang Meza bilang kepada Farren kemarin, Meza hari ini memakai celana kesekolah.

"Sobek," ujar Meza sambil memakan roti nya.

"Kenapa gak bilang dari kemarin? Kan bisa beli lagi," ujar Gilang.

"Kan Meza baru tau sekarang, Pi. Kalo dari kemarin-kemarin juga Meza beli lagi," ucap Meza.

Untung saja hari ini Gevan berangkat sekolah lebih pagi. Jadi tidak ada yang mengompori nya. Karena memang Abang kampretnya itu sangat suka mengompori.

"Ganti sana. Masa sekolah pake celana," suruh Gilang membuat Meza mendelik tak terima.

"Enak aja. Terus Meza kesekolah pake apa? Yakali pake rok sobek," ujar Meza.

Gilang melirik kearah Mira. "Rok SMA kamu masih ada gak? Kasih Meza aja," ucap Gilang membuat Mira menggeleng.

"Gak," ucap Mira cuek. Dia masih kesal dengan kejadian semalam. Yang lebih Mira kesal sekarang handphone milik nya disembuyikan Gilang.

Hell, itukan ponsel Mira. Kenapa pake di sembunyiin segala?

"Kenapa?" tanya Gilang aneh. "Masih marah?"

Mira menatap Gilang malas. "Apaan banget," ujar Mira. Udah tau lagi kesel, masih aja nanya, adeuh.

"Jangan marah dong," bujuk Gilang. "Nanti kita beli ponsel baru," ucap Gilang.

Mira manaikan bahu nya. "Emoh, buat lo aja sana. Gue sih ogah," tolak Mira membuat Gilang menatap nya datar. Dia paling tidak suka jika kata aku-kamu menjadi lo-gue.

Bagai tontonan pagi bagi Meza, mumpung jam masih menujukan pukul 6 lewat 15 menit. Karena kegiatan kamis Pramuka dimulai jam 7 lewat 15 menit, masih ada waktu untuk melihat drama uwu ini.

"Siapa yang ngijinin ngomong kasar?" tanya Gilang dingin. Memang dia paling tak suka mendengar istrinya itu berbicara kasar.

Tumben Mami ngelawan, kayak lagi PMS nih. Lumayan deh, udah lama gak liat beginian.

"Suka-suka gue lah. Ngapa lo yang tebir?" ucap Mira kesal. Demi apapun, kalo didepan nya ini bukan suami nya, sudah dia marahi habis-habisan. Sebenernya dia ngomong gitu sadar gak sadar karena kesal.

Senyum miring tercetak dibibir Gilang. Dia bangkit dari duduk nya lalu berjalan menghampiri Mira. Dia menundukan kepala nya menyamakan tinggi nya dengan Mira. "Berani, hm?" tanya Gilang.

Mira memutar bola mata nya malas. Mulai ancam-ancaman gini.

"Inget janji dulu kalo udah nikah terus kalo bandel hukuman nya apa?" tanya Gilang membuat bulu kuduk Mira merinding.

"A-Apaan sih?! Gaje ban─ EH!!" tangan Mira ditarik oleh Gilang menuju kamar.

Meza tertawa melihat itu. "JANGAN BIKIN DEDEK BAYI YA!! MEZA PAMIT, ASSALAMUALAIKUM," teriak Meza di sela tawa nya.

Dia berjalan keluar rumah menuju garasi motor. Ya, hari ini dia berniat sekolah membawa motor ninja kesayangan nya. Meza bisa bawa motor ninja? Ya bisa lah, KLX aja dia bisa.

Brum!

Brum!

Motor Meza kini membelah keramaian Kota Bekasi. Dibalik helm full face nya, Meza tersenyum saat melihat anak-anak SD menyebrang di zebra croos dibantu oleh polisi lalu lintas.

20 menit kemudian, motor Meza memasuki pekarangan SMA Padjajaran, dia menjadi pusat perhatian anak IPS yang sedang nongkrong di parkiran.

Meza memarkirkan motor nya, lalu membuka helm nya, dan mengibaskan rambut nya yang ia tak kuncir itu.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang