Bagian 19

459 60 0
                                    

Sabtu pagi ini, Meza, Naya, Dira, dan juga Tiwi sedang duduk di kursi taman kota. Mereka beristirahat sebentar setelah lari keliling komplek rumah Meza.

Semalam Tiwi mengajak ketiga sepupu nya joging, dan ya, mereka memutuskan untuk joging di kawasan perumah Meza saja yang asri.

"Ajigile, cogan tuh." Dira menatap dua anak laki-laki yang tampaknya seumuran dengan Tiwi. Dilihat dari postur tubuh mereka yang atletis, membuat siapa pun kaum Hawa yang melihat nya tercekat. Tak lupa wajah tampan yang membuat para wanita oleng.

"Buset, tuh anak mana ya? Kok cakep bener," gumam Tiwi. "Boleh kali gue embat atu,"

Naya melirik Tiwi. "Tuh cowok mau gak sama Kak Tiw?" tanya Naya membuat Tiwi berdecak sebal.

"Semoga aja mau. Lo doa yang bener kek," ujar Tiwi.

"Heh dia nyamperin!" Dira memekik heboh saat ke dua cowok itu datang menghampiri mereka. "Bujug, jalan nye maskulin bener," gumam Dira.

"Hai," sapa kedua laki-laki tersebut ramah.

"Halo," jawab mereka kecuali Meza yang menatap laki-laki itu malas, entah kenapa Meza tidak suka dengan kedua laki-laki di depan nya. Dari gaya nya sih, kayanya fakboi.

"Boleh kenalan?" tanya salah satu laki-laki tersebut.

"Boleh," jawab Dira. "Kenalin gue Dira," ujar Dira.

"Tiwi,"

"Naya,"

"Kalo, lu?" tanya laki-laki itu kepada Meza.

"Meza," jawab Meza acuh.

"Gue Fino dan ini temen gue Galang," ujar Fino memperkenalkan diri nya dan juga teman nya.

"Kita boleh duduk disini?" tanya Ganesh.

"Boleh kok. Ini kan tempat umum," ujar Tiwi. Mereka berdua pun mengangguk lalu duduk berhadapan, Fino menatap Meza dengan tatapan sulit di artikan.

Meza sadar, namun tak Meza hiraukan, dia memilih bermain ponsel nya. Tak mempedulikan obrolan dan sesekali gombalan yang dilontarkan Galang kepada mereka.

"Balik yuk. Gue laper," ujar Meza bangkit dari duduk nya.

Fino menoleh. "Mau gua anter? Gua bawa motor," tawar Fino membuat Meza menggeleng.

"Gak usah. Gue jalan aja," tolak Meza halus.

"Yaudah yuk. Dira juga capek mau pulang." Dira bangkit dari duduk disusul Tiwi dan juga Naya.

Fino dan Ganesh ikut bangkit. "Kita anter aja, gimana?" tawar Ganesh.

Lagi-lagi Meza menolak. "Gak usah. Kita duluan," Meza menarik tangan Dira yang tampak nya ingin sekali menerima tawaran itu. Langkah Meza di susul oleh Dira, Tiwi, dan Naya.

"Kak Meza kenapa narik-narik gue sih?" tanya Dira. "Kan lumayan noh tumpangan gratis, malah di tolak."

"Baru kenal juga lu. Udah main terima aja," ucap Meza sambil melepaskan genggaman tangan Dira. "Gue gak enak firasat sama tuh bocah dua,"

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang