Ponsel Meza berbunyi menandakan alarm. Tangan nya terulur mematikan bunyi alarm. Meza mengucek mata nya, mendudukkan tubuh nya.
Meza bangkit, kaki jenjang nya berjalan menuju kamar mandi, mengambil air wudhu adalah tujuan dia.
5 menit kemudian, Meza keluar kamar mandi. Meza mengambil alat solat, Meza memulai solat tahajud nya.
Usai solat selesai, Meza mengambil Al-Qur'an yang ada di kursi. Meza mulai mengaji dengan suara pelan namun merdu.
1 jam sudah Meza mengaji, kini giliran adzan shubuh yang berkumandang. Meza mengakhiri ngaji nya, menyimpan kembali Al-Qur'an ketempat nya. Lalu melaksanakan solat shubuh.
Setelah selesai, Meza merapihkan kembali alat solat, dia berjalan keluar kamar menuju kamar Tiwi untuk mengambil tas yang berisi baju seragam dan buku pelajaran nya.
"Kak Tiwi! Buka weh!" Meza menggedor pintu kamar Tiwi cukup keras.
"Masuk aja!" teriak Tiwi dari dalam.z
Meza membuka pintu kamar Tiwi, dilihat nya Tiwi yang sudah siap dengan seragam batik SMA Padjajaran.
"Buset, ini masih jam 5, lo udah pake seragam aja." Meza berjalan masuk mengambil tas nya yang berada di meja belajar Tiwi.
"Gue hari ini mau ke perpustakaan dulu, jadi mau berangkat lebih pagi," ujar Tiwi sambil memasukkan buku pelajaran nya satu persatu.
"Ya tapi kaga jama segini juga bege! Lu pikir Mang Ujang bakal buka gerbang sekolah jam segini?" tanya Meza.
"Gak sekarang juga! Tapi nanti, gue berangkat beberapa menit lebih awal dari lo," ujar Tiwi.
"Serah. Lo bangunin si Naya sana, gue mau mandi." Meza menenteng tas nya. Dia berjalan kembali menuju kamar Wati, niat nya hendak bersiap-siap pergi ke sekolah.
***
"Eh buset, ini sarapan apa pembagian amal?" Meza menatap meja makan kaget. "Dari yang tua sampai yang muda kumpul, lu pada ngapa dah??"
Meza berjalan menghampiri meja makan. Dia duduk disamping Keon. Ya, pagi ini mereka semua datang ke rumah Tyo. Entah apa tujuan mereka, Meza pun tak tahu.
"Masalah buat lo?" tanya Rivan sinis. "Ini rumah Om Tyo, kenapa lo yang tebir?"
"Siap—"
"Gue liat tadi pagi, WA lo terakhir aktif jam 2 pagi. Begadang lo?" tanya Gevan.
Meza terdiam sebentar, lalu dia menggelang kan kepala nya. "Gak, gue tidur jam 11 kok. Gue semalem lupa matiin data," jawab Meza.
"Oh," sahut Gevan.
"Om Tyo nya kemana?" tanya Keon.
"Tuh Papa." Tiwi menunjuk Tyo yang sudah rapih dengan pakaian santai nya.
"HAH?!" Tyo melongo tak percaya menatap meja makan. Dia rasa, tadi jam setengah enam saat dia pulang meja makan masih kosong, lah ini kenapa jam enam sudah penuh oleh keponakan nya.
"Ini lu pada ngapain kerumah gue, heh?! Kenapa berjama'ah begini." Tyo berjalan menghampiri mereka.
"Emak Bapak lu pada kemane? Kenapa rumah gue jadi banyak bocah begini," tanya Tyo.
"Gak papa kali, Om. Sekali-kali kita sarapan disini," sahut Rivan.
Wati mengangguk setuju. "Nah, kapan lagi Wati sarapan sama Abang-Abang kan? Ini mah udah paket komplit," ujar Wati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Bobrok
HumorHei, ini tidak hanya kisah keluarga yang bobrok. Tapi ini juga kisah tentang keluarga yang humoris, romantis, dingin, dan unik. Walaupun sering sibuk sama dunia masing-masing, tapi mereka masih inget sama keluarga. Pasti ada aja waktu luang untuk k...