Bagian 44

378 47 3
                                    

Hari yang di tunggu kini tiba. Hari yang di nanti kini datang. Melepas masa lajang bukan lah hal yang ringan. Banyak tanggung jawab yang harus di tanggung. Harus lebih dewasa dan juga mandiri. Tidak boleh bergantung kepada orang tua.

Membina rumah tangga adalah cobaan sesungguh nya dalam hidup. Gonjang-ganjing kehidupan akan lebih terasa. Tidak gampang harus saling paham satu sama lain. Tidak gampang untung saling mengalah. Terkadang saat pacaran pun masih banyak hal kecil yang memicu keributan. Padahal belum tentu yang sekarang jadi pacar nya adalah jodoh nya.

Duduk depan meja rias dengan gelisah. Adelia. Perempun berusia 34 tahun itu menatap diri nya di kaca. Di usia segitu dia baru menikah. Bukan karena tak laku. Tapi emang belum mau dan belum bisa.

Tangan yang berwarna sawo matang itu kini di hiasi hena putih. Wajah polos nya kini di hiasi oleh make-up. Perasaan baru kemarin dia duduk di bangku SMA, tapi sekarang sudah menikah saja.

"Ngelamun terus lo."

Adelia terkesiap. Dia menatap wanita di depan nya kesal. "Apa sih Ra. Bikin kaget aja!" ujar nya.

"Grogi ya Del?" tanya Athala. "Gak usah grogi. Yang ijab kabul kan si Raihan. Bukan lo."

"Alay lo," cibir Mira. Memang definisi teman laknat sesungguh nya.

Adelia menghembuskan nafas nya pelan. "Gue deg-degan," ujar nya jujur. Kedua tangan nya saling bertautan. Dia memejamkan mata nya sebentar.

"Gak usah deg-degan gitu. Ayo turun! Udah di tunggu sama yang lain," ujar Mira.

****

"Gimana para saksi, sah??" ujar Penghulu yang masih menjabat tangan Raihan.

"SAAHHH!!!" seru mereka bersamaan.

Adelia benafas lega. Setelah membaca doa, ritual tukar cincin di mulai. Itu semua tak luput dari tatapan semua orang. Diam-diam Meza tersenyum manis. Dia senang. Sangat senang.

"Senyum Neng?"

Meza menoleh. Dia memutar bola mata nya malas. "Ngapain sih," ujar Meza.

"Judes amat."

"Farren, udah deh. Gue lagi seneng. Jangan ngadi-ngadi!" kesal Meza hendak pergi namun di tahan Farren.

"Yang lain ada gandengan. Lo aja yang gak ada. Sama gue aja yu?"

****

"Selamat ya, Del. Gue seneng banget lo udah nikah aja." Juana dan Alfi─suami nya memberi selamat atas pernikahan Adelia.

"Makasih," jawab Adelia pelan.  Dia masih tidak menyangka kalau hari ini dia sudah resmi menjadi istri.

Juana dan Alfi suami nya pun pergi. Kini giliran Rio dan Dea yang berada di hadapan Adel. Rio dan Dea tampak serasi. Rio dengan tuxedo hitam dan Dea dengan dress hitam selutut.

"Kenapa cemberut gitu?" tanya Rio saat berada di hadapan Adelia. "Kamu gak seneng?"

Dengan cepat Adelia menggeleng. "Enggak, Kak. Cuman gak nyangka aja," ujar nya sambil tersenyum simpul.

"Alay banget lo," itu suara Dea. "Pake acaran gak nyangka segala!" ujar nya lagi.

"Apasi lo. Untung acara. Kalau kaga gue tendang!"

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang