Bagian 42

392 43 1
                                    

"Mau yang kaya gimana, Lang?" Mira menunjukkan baju batik yang ada di hadapan nya satu persatu kepada Gilang.

Ya, tadi pegawai Juana telah mengantarkan baju pesanan mereka. Jadi, acara pertama saat akad nikah dan resepsi pertama mereka—sekeluarga akan memakai baju sama.

Namun, setelah itu mereka akan berganti baju lagi mengenakan baju yang berbeda. Kali ini baju nya couple—masing-masing pasangan dan juga anak nya.

"Keluarga gue mau pake batik yang ini aja deh," ujar Dea sambil mengangkat baju batik yang dia pegang ke udara.

"Bagus kan, Yo? Yang ini aja ya?" Dea melirik Rio yang sedang duduk di samping nya.

Rio mengangguk. "Terserah kamu aja. Aku ngikut," jawab nya sambil mengelus rambut Dea.

"Kita yang ini aja, Bal? Bagus kan?" Kayla membolak-balik baju yang dia pegang. Lalu menunjukkan nya kepada Iqbal.

"Iya. Ngikut aja," sahut Iqbal.

"Kita mau yang mana, Win?" tanya Tyo sambil melihat banyak tumpukan baju batik di hadapan nya.

"Ini aja, gimana? Warna nya juga bagus." Windi memilih baju batik berwarna hijau tua, sangat tua. "Nanti aku bilang ke Juana biar bikinin yang kecil buat Wati,"

Tyo mengangguk. "Terserah kamu aja. Aku ikut,"

"Kita mau yang mana, Lang? tanya Mira kepada Gilang yang asik bermain hp nya. Mata nya tak henti memperhatikan tumpuk kan baju di depan nya.

Gilang melirik, "Apa aja. Aku ikut," jawab nya singkat lalu fokus lagi ke hp.

"Ini aja ini. Bagus kan?" Mira memperlihatkan batik berwarna hitam itu. Bagus, bahan nya juga tampak dingin. Tak panas.

"Iya, Ra. Aku ikut aja. Terserah kamu mau yang mana."

Mira mengagguk. "Udah? Kita pisahin kalau gitu. Nanti telpon Juana biar dia bawa balik lagi ini baju. Dan bilang sama pesenan kita," ujar Mira.

"Biar gue aja. Nanti gue telpon Juana," ujar Kayla.

***

"Assalamualaikum," ujar Mira dan Meza bersamaan. Meza menatap pintu besar di depan nya. Mewah. Rumah di depan nya sangat lah mewah. Tapi, Meza tak tahu ini rumah siapa.

"Ini rumah siapa sih, Mi?" Meza melirik Mira penuh tanya.

"Temen, Mami."

"Waalaikumsalam!" suara seorang berteriak dari dalam rumah. Tak lama keluar seorang Wanita cantik dengan senyum ramah.

"Eh, Mira. Ayok masuk!" ujar Wanita itu. Mira dan Meza pun mengangguk, lalu masuk ke dalam rumah mewah itu. Meza menggeleng kagum. Gila, rumah nya mewah banget!

"Duduk dulu. Gue buatin minum," ujar Wanita itu lalu berlalu pergi.

"Tante tadi siapa namanya, Mi?" Meza mendaratkan bokong nya di sofa empuk itu.

"Athala. Kamu panggil Tante Hala aja," jawab Mira ikut duduk di samping Meza.

"Eh ada lo, Ra." Laki-laki dengan pakaian santai datang menghampiri Mira dan Meza. Dia duduk di kursi tunggal. "Anak lo?" tanya nya sambil melirik Meza.

Mira mengangguk. "Iya, Van. Namanya Meza. Meza, dia Om Evan," ujar Mira memperkenalkan.

"Meza, Om." Meza menyalami tangan Evan dengan sopan. "Saya Evan," ujar nya.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang