Bagian 29

428 57 7
                                    

"Siapa?" Gilang melempar handphone milik nya di atas kasur, tepat di hadapan Mira. "Pacar lo?" tanya Gilang datar.


Mira yang sedang fokus dengan laptop nya kini mengalihkan pandangan nya, dia menyimpan laptop di samping nya, lalu mengambil handphone milik Gilang.

"Dapet dari mana?" Mira melirik Gilang yang sedang menatap nya datar, dingin, dan juga tajam.

"Kenapa? Siapa dia?" Gilang bertanya dengan nada dingin nya. "Lo selingkuh, hm?" Gilang duduk di depan Mira.

Mira menggeleng. Melihat wajah Gilang yang datar dan dingin membuat Mira takut. "Gak, aku gak sel—"

"TERUS ITU APA?!" bentak Gilang. Mata nya menyiratkan amarah yang besar. "Selama ini hubungan sama gue lagi gak baik-baik aja karena Meza. Terus? Lo jalan sama cowok lain, gitu?" ujar Gilang dingin.

Memang, di foto itu tak terlihat Meza yang sedang makan. Foto itu hanya terlihat Mira yang sedang memegang tangan Harris saja.

"Gak gitu, Bang. Dia tem—"

"Temen? Temen apa maksud lo?!" Lagi, Gilang membentak nya, Mira tau bahwa Gilang cemburu. "Gue sibuk kerja, lo sibuk selingkuh!"

"Gue gak selingkuh!" Mira beteriak. "Disini juga ada Meza. Jangan salah paham dulu," lirih Mira.

Gilang terkekeh. "Cih, lo mau nya apa sih, hm?" tanya Gilang.

AHA!

Bagai mendapat ilham, Mira bangkit dari duduk nya, merapihkan laptop nya. Semua itu tak luput dari pandangan Gilang.

"Dah selesai. Lanjut," ujar Mira lalu duduk di depan Gilang. "Aku gak selingkuh, disini juga ada Meza," ujar Mira menatap Gilang teduh.

Bagai tersihir oleh tatapan teduh Mira, Gilang hanya diam tak menjawab. Mira memajukan tubuhnya hingga kini jarak mereka berdekatan.

Mira menangkup kedua pipi Gilang. "Gilang?" panggil Mira.

"Hm?" Gilang masih belum mengalihkan tatapannya. Mira terkekeh dalam hati, Mira tau, bahwa kelemahan Gilang adalah seperti ini.

"Jangan marah-marah lagi ya? Aku gak selingkuh. Dan soal Mez—"

Cup.

Gilang mengecup kening Mira singkat. "Maaf, aku egois," ujar Gilang, dia menjauhakan tangan Mira dari pipi nya, dan beralih dia memegang kedua tangan Mira. "Maafin aku," ucap Gilang mengecup kedua tangan Mira.

Damn, jantung Mira seketika maraton. Sumpah, dia berniat bikin Gilang baper dan luluh, kenapa malah sebalik nya?!

Berdehem untuk menatralisir detakan jantung nya, Mira berucap, "Aku gak suka kalo kamu marah-marah terus. Aku tau kalo kamu lagi sibuk, tapi jangan marah-marah gitu," ujar Mira.

"Maaf, Ra. Maaf aku gak bisa kontrol emosi aku," ucap Gilang penuh penyesalan.

"Kamu maaf-maaf tapi di ulang lagi! Apalagi bawa-bawa dokter Afdal, apaan banget!" kesal Mira.

Gilang menghela nafas. "Aku cemburu. Aku gak suka kamu deket-deket sama laki-laki lain, baik itu temen atau bahkan mantan," ujar Gilang terus terang.

"Kamu tahu aku kayak gimana kan? Kamu pasti paham apa maksud aku."

"Iya. Aku tau, kamu itu posessive, egois, dan keras kepala," ketus Mira. "Bisa gak sih, kamu itu jangan gini ter—"

"Gak bisa, Ra. Itu emang sifat aku, gak mudah merubah sikap yang udah melekat di diri kita," potong Gilang. "Aku posessive itu karena aku cinta kamu, karena aku sayang kamu. Aku gak mau kehilangan orang yang aku cintai, Ra."

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang