Bagian 47 (Ekstra Chapter 1)

568 50 16
                                    

Kaki Meza menginjak di SMA Padjajaran. Hari ini adalah hari Senin, dia berangkat sendiri tanpa di temani para sepupu laknat nya itu.

"Kiww! Cewek!"

Meza menolehkan kepala nya lalu menghampiri laki-laki itu. "Apa lo? Mau gue sleding?" tanya Meza sambil tersenyum miring.

"Ngeri amat lo, Za." Jo mengendik ngeri. "Belum apa-apa udah mati duluan gua," ujar Jo.

Meza tertawa lalu duduk di samping Jo. "Tumben sendiri? Si Nico sama si Rama pada kemana?" tanya Meza heran.

"Godain cewek di koridor dia."

"Kok lo enggak ikut?" tanya Meza.

Jo menggeleng. "Gue gak mau godain cewek," ujar Jo membuat kening Meza berkerut. "Kenapa? Tum─"

"Kan cewek yang mau gue godain ada di sini. Ngapain gue kesana?" ujar Jo dengan kekehan halus nya.

Perlakuan kecil seperti itu mampu membuat Meza diam. Tidak biasa nya Meza seperti ini, apa mungkin.... Meza menggelengkan kepala nya, menepis pikiran buruk itu.

"Bisa aja lo Joni!" Meza tertawa sambil memukul bahu Jo dengan keras, berusaha melupakan pikiran buruk nya.

"Heh, nama gue Jonathan! Bukan Joni!" Jo mendengkus sebal.

"Iya. Joni. Bagus tuh Joni. Gampang gue buat inget nya," ujar Meza.

Jo memutar bola mata nya malas. "Ngewuduk lo sono. Ganti-ganti nama orang!" ujar Jo kesal. "Gue ganti juga nama lo lama-lama."

"Mau dong Bang di ganti," ujar Meza lalu tertawa ngakak. Dia memegangi perutnya yang keram.

"Zamet." Meza berhenti tertawa ketika mendengar sebutan itu. Dia memelototkan mata nya. "Kok Zamet sih anjing?!" ujar Meza tak terima.

"Mezamet!" kini giliran Jo yang tertawa. Pikiran nya membayangkan jika Meza mengenakan baju catur dan membawa motor mber!

Emang Jo itu meresahkan Bund!

"Anjim lo ah! Yang bagusan dikit kek ngasih nama!" ujar Meza kesal. Apa-apaan Zamet? Meza bahkan tak pernah memakai baju catur!

Tawa Jo mereda. Lalu menatap Meza lekat. "Ada panggilan yang bagus. Sangat bagus buat lo," ujar Jo membuat senyum Meza merekah.

"Apa?"

"Sayang."

****

"GEVAN! KEMBALIIN MONYET!!"

Meza dan Gevan berlari mengelilingi kursi ruang tamu. Meza yang mengejar Gevan dengan alasan makanan nya di ambil oleh makhluk menyebalkan satu itu.

"Gue minta dikit elah!" Gevan berlari sambil memakan cemilan Meza. Tentu saja itu membuat Meza marah seketika.

"BALIK─"

BRUK!

"AW!!" Gevan terjatuh karena menabrak tubuh Gilang. Tak hanya Gevan, makanan nya pun ikut terjatuh juga.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang