Bagian 38

392 47 2
                                    

BRAK!


Meza mengerejapkan mata nya, dia memagang dada nya kaget. Dia menatap Iqbal yang tengah murka kepada Keon. Om Iqbal kalau marah serem ye meng.

"Siapa yang ajarin kamu gak sopan sama perempuan?!" Iqbal menatap Keon dingin. Bahkan sangat dingin dari biasa nya.

Keon tak menjawab, dia hanya menunduk 'kan kepala nya. Kedua tangan nya dia tautkan, mata nya terpejam sempurna.

"Jawab Papa, Keon!" sentak Iqbal. Tangan nya mengepal kuat, muka nya memerah menandakan amarah yang dia tahan.

"M-Maaf, Pa." Keon mengucapkan nya begitu tergagap. Sungguh, bukan dia yang mulai, tapi Nassya.

"Si Keon, masa maaf aja." Rivan berbisik pelan. Meza mendelik tajam, "Ya terus harus gimana tolol! Kan dia salah," ujar Meza.

"Malah pada ribut. Dengerin," kesal Gevan. "Lagian ciuman di sekolah. Gak tau tempat emang,"

Mereka bertiga berdiri di depan pintu utama. Tak berani mendekat, akhir nya mereka hanya menyaksikan itu dari kejauhan.

"Lagian lo ngapa cepu sih, Za. Kalau lo ga cepu si Keon ga bakalan di marahin," ujar Rivan.

"Gue kesel, setan." Meza menjawab dengan nada tersulut emosi. "Si Nassya polos-polos bangsat, sialan!"

"Ngebet banget ye ciuman sama si Keon. Padahal kan Keon dingin, emang ada rasanya tuh bibir?" heran Rivan.

Plak!

Meza memekul tangan Rivan kencang. "Oon banget lo!" kesal Meza.

"Lha, emang iya. Enakan juga bibir gue. Nih, nih." Rivan memonyongkan bibir nya ke arah Meza.

"Kena Meza gue tabok lo!" sentak Gevan sambil memukul kening bibir Rivan keras.

"Anjim! Sakit wehh!" Rivan mengusap bibir nya yang di pukul Gevan.

"Syut, udah dengerin." Meza menghentikan perdebatan sebelum meleber.

"Mama kecewa sama kamu, Ke. Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu?!" kini giliran Kayla yang membentak.

Keon menggeleng dengan mata yang memerah. "B-Bukan Keon yang m-mulai, Ma. Keon juga kaget pas Nassya cium bibir Keon," ujar Keon.

"Terus kenapa kamu mau?!" tanya Kayla kasar.

"K-Keon khilaf, Ma. Maafin Keon," ujar Keon menyesal. Sungguh, dia khilaf.

"Alah, emang mesum aja lo, Ke. Khilaf-khilaf pala kambing!" ujar Rivan pelan.

"Buset, congor lo bisa diem dulu gak? Gue gampar lama-lama!" kesal Meza.

Mohon ibu Dea anak nya di bawa balik dulu, hyung. Tebir banget asli dah.

"Ma-Maafin, Keon." Keon menatap kedua orang tua nya bergantian.

Iqbal tak menjawab, dia melangkah kan kaki nya menuju kamar untuk merenda kan amarah nya. Berbeda dengan Kayla, dia menghela nafas lelah.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang