--ALFIRA 51--

1.3K 87 5
                                        

" Papa..."

Bibir Fira bergetar saat mengucapkan kalimat itu. Air matanya benar-benar memaksa untuk keluar dengan paksa. Hingga dia merasakan usapan lembut di rambutnya.

" Iya, ini Papa..." Ucap Tio dengan senyum tipisnya.

Seumur hidup Fira, dia baru kali ini melihat Tio tersenyum. Dulu dia sempat berpikir, apa Papa nya ini tidak pernah tersenyum sama sekali?

Tapi sekarang dia sudah bisa melihat secara langsung senyum itu. Rasanya itu adalah anugerah yang paling berkesan bagi Fira.

" Maafin Papa..." Ucap Tio masih terus membelai rambut Fira lembut.

" Papa tau Papa salah, Ra berhak marah sama Papa. Tapi Papa cuma mohon sama Ra, tolong kasih Papa kesempatan kedua..." Lanjut Tio dengan raut wajah sendunya.

Air mata Fira langsung luruh begitu saja saat mendengar ucapan Tio. Apa yang dikatakan Tio itu salah. Fira tidak pernah menyimpan dendam ataupun amarah pada Papanya.

Karena dimatanya Tio adalah Papanya, orangtuanya, orang yang sangat berjasa dalam hidupnya.

Meskipun Fira sendiri tau, dia tidak pernah diperlakukan seperti layaknya seorang anak oleh Tio selama ini. Tapi dia juga tau, Tio melakukan itu karena dia tidak bisa menerima kepergian anaknya.

Yang sekarang Fira ketahui, anak itu adalah dirinya sendiri. Selama ini Tio hanya dibohongi, dan hidupnya hanya ilusi.

" Ra? Kok diem aja? Ra masih marah sama Papa?" Sahut Tio.

Fira hanya menggelengkan kepalanya dengan air mata yang sudah mengalir deras.

Dan tanpa berkata apa-apa, Fira langsung memeluk Tio dengan erat dan menangis kencang di pelukan Papanya.

" Ra..." Panggil Tio khawatir.

" Ra sa-sayang Pa-papa..." Gumam Fira sesenggukan sambil mempererat pelukannya pada Tio.

" Pa-papa ja-jangan tinggalin Ra la-lagi..." Lanjut Fira.

" Papa nggak akan tinggalin Ra lagi." Ucap Tio sambil mengecup ujung rambut Fira dengan lembut.

" Papa sayang Ra..." Lanjut Tio.

Awalnya, Tio berpikir akan sangat sulit meminta kesempatan kedua kepada Fira setelah apa yang dia lakukan.

Tapi ternyata? Lagi-lagi Tuhan berkata lain. Apa yang orang lain katakan itu memang benar, Fira mempunyai hati yang lembut dan pemaaf. Dan itu dibuktikan dengan Fira yang memaafkan Tio begitu saja.

" Maafin Papa..." Ucap Tio lagi.

" Ra udah maafin Papa. Papa nggak salah..." Balas Fira sambil menguraikan pelukannya.

Ceklek.

" Ra maaf ya Mama tinggal agak lama..." Ucap Sari sambil menutup kembali pintu ruangan.

Tubuh Fira sontak menegang saat melihat Sari masuk ke dalam ruangan.

" Mama..." Gumam Fira gugup. Dia takut Sari akan mengusir Tio karena sudah berani datang ke ruangan Fira.

" Ada apa Ra?" Tanya Sari sambil berjalan ke arah Fira.

" Ma-mama nggak marah a-ada Papa disini?" Tanya Fira ragu-ragu.

Sontak seisi ruangan dipenuhi oleh tawa renyah Sari dan Tio. Sedangkan Fira hanya menatap keduanya dengan tatapan bingungnya.

" Buat apa Mama marah Ra? Dia kan Papa kamu juga." Jawab Sari dengan sisa-sisa tawanya.

" Lagipula semuanya udah jelas. Dan nggak ada lagi yang perlu Mama takutin soal Papa kamu..." Lanjut Sari sambil menatap Tio.

Akhirnya, Fira bisa bernafas lega. Semua pemikiran buruknya seketika sirna.

ALFIRA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang