--ALFIRA 42--

1.5K 101 11
                                        

Saat ini Tio sedang duduk di bangku santai nya sambil menatap pemandangan kota dari balkon apartemen.

" Andai, andai Papa tau yang sebenarnya tentang kamu sebelumnya Ra..." Gumam Tio dengan wajah muramnya.

" Papa nggak akan ngelakuin kesalahan itu." Lanjut Tio. Kembali mengingat-ingat ucapan Vano.

Flashback on.
" LEPASKAN SAYA! LEPASKAN!" Teriak Tio meronta-ronta.

" Cepat masukkan dia ke dalam mobil!" Seru kepala polisi itu dengan tegas.

" LEPASKAN SAYA!" Teriak Tio masih berusaha melepaskan diri.

Tunggu sebentar Pak!" Cegah Bank tiba-tiba.

" Iya, ada apa tuan Vano?" Tanya kepala polisi itu.

" Saya mau tersangka Andrea Tio, ikut dengan saya. Saya akan mencoba menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan dia." Ucap Vano tegas.

Tio yang sedang meronta-ronta itu pun terkejut mendengar penuturan Vano. Dan sekali lagi, Tio tidak melihat ketakutan di wajahnya.

" Maaf Tuan Vano, apa anda sadar dengan yang anda ucapkan barusan?" Sahut kepala polisi itu menatap Vano heran.

" Ya, saya sangat sadar dan yakin dengan apa yang saya ucapkan." Balas Vano.

" Dan apa anda sadar, kalau kami anggota kepolisian tidak ditugaskan untuk bermain-main?" Ucap kepala polisi itu dengan nada yang sedikit meninggi.

" Saya tidak pernah main-main Pak, di dalam hidup saya sekalipun, saya tidak pernah main-main." Balas Vano.

" Sekarang anda pikir baik-baik, apa saya mempermainkan kepolisian? Apa anda datang kesini dengan hasil yang sia-sia atau pun tangan kosong? Tidak bukan? Saya hanya ingin membawa Andrea Tio ikut dengan saya, masih banyak anak buahnya yang bisa anda bawa. Saya hanya ingin membuat seseorang sadar akan kesalahannya, bukannya malah membuat dia akan menaruh dendam nantinya. Dan sekali lagi, saya ingatkan, saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya sendiri..." Lanjut Vano dengan penekanan pada kalimat terakhirnya.

Kepala polisi itu dibuat bungkam oleh ucapan Vano yang cukup logis. Dan ya, Vano selalu memiliki caranya sendiri untuk membuat seseorang sadar akan kesalahannya.

" Baiklah, anda boleh membawa tersangka Andrea Tio. Tapi dengan persyaratan, anda harus terus menyalakan GPS anda. Agar kami bisa melacak keberadaan anda." Ucap kepala polisi itu.

" Baik, saya setuju." Balas Vano.

" Lepaskan Andrea Tio! Biarkan dia pergi dengan tuan Vano!" Seru kepala polisi itu lantang.

Semua bawahan polisi itu pun langsung melepaskan borgol yang ada di tangan Tio.

" Kita bawa bawahannya ke kantor polisi sekarang!" Seru kepala polisi itu lalu berjalan mendahului bawahannya.

Setelah itu para bawahan polisi itu pun langsung berjalan mengikuti atasannya.

Sedangkan Vano, langsung menyeret Tio masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi meninggalkan tempat itu.

" Tuan Vano, saya yakin. Dibalik sikap santai anda saat berdebat dengan kepala polisi tadi, pasti ada rencana yang sudah dirancang matang-matang." Ucap Tio sambil menatap Vano tajam.

ALFIRA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang