36. Pikiran Yang Sama

999 305 51
                                    

Suasana rumah menjadi berubah setelah pertengkaran antara Nina dan Sonya di FISIP seminggu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana rumah menjadi berubah setelah pertengkaran antara Nina dan Sonya di FISIP seminggu yang lalu.

Nina jadi lebih sering di kamar dan keluar jika ada perlunya saja. Haris terus-terusan murung karena merasa permintaan maafnya belum diterima. Nina hanya menjawab dengan anggukan ketika Haris meminta maaf. Gara-gara keadaan rumah yang kacau inilah Haris jadi sering pulang larut malam, dia memilih nongkrong di kos-kosan temannya.

Bayu sendiri kebingungan harus bagaimana menghadapi situasi ini. Nina juga tidak mau cerita padanya tentang kejadian hari itu sedangkan Haris hanya bilang jika Nina dan Sonya jambak-jambakan.

Waktu dengar kabar itu, mereka orang rumah kaget mendengar Nina bisa bertengkar dengan orang juga.

Bahkan Felix yang waktu itu sedang makan jadi tersedak.

"Pokoknya ini salah Sonya!" dengkus Mika kesal.

Bayu menggeleng tidak setuju. "Jangan gitulah, lo mungkin nggak paham gimana rasanya cemburu."

"Cemburu sih cemburu Mas, tapi nggak berlebihan juga. Lihat sekarang pertemanan kita jadi goyah gara-gara cewek sinting itu."

"Mik, itu calon adek ipar lo," sahut Prima sambil membuka kulit kacang.

"Nggak mau, gue!" tolak Mika mentah-mentah. Bahkan sampai bergidik geli karena kata 'adik ipar' yang dilontarkan Prima.

"Kalau Haris masih mau sama ceweknya gimana?" kata Calvin.

"Gue santet tuh cewek."

"Mulut lo, Mik!"

"Habisnya bikin kesel terus ker—"

"Permisi," perkataan Mika terputus saat suara orang asing terdengar.

Mereka yang duduk di teras rumah menoleh ke sumber suara melihat seorang pria paruh baya berdiri di depan pagar.

Prima langsung berdiri menghampiri pria itu dengan senyuman ramah.

"Ada apa, Pak?" tanya Prima setelah membuka pintu kecil yang ada di pagar.

"Benar ini rumahnya...." Pria itu melihat tulisan pada benda yang sedang dibawa, "...Aryan sama Rino?"

Prima mengangguk. "Iya benar."

"Ini ada titipan dari majikan saya. Katanya usahakan datang ya," kata Pria itu menyerahkan dua undangan pada Prima. "Makasih Mbak, saya permisi dulu."

"I-iya Pak, makasih," balas Prima.

"Apaan Pim?" tanya Bayu.

Prima berjalan kembali ke teras setelah menutup pintu pagar. "Undangan resepsi nikah, buat Aryan sama Rino," jawabnya menyerahkan undangan tersebut pada Bayu.

Mika merebut salah satu undangan yang ditujukan untuk Aryan adiknya. Ia langsung membuka tanpa permisi dan membaca detail yang ada di undangan tersebut.

Perfect HousematesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang