28. Felix Meresahkan

1K 331 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau kemana?"

Felix yang baru keluar kamar sudah rapi dengan kaus hitam dilapisi dengan jaket bomber putih dan celana jins panjang menoleh pada Bayu si manusia yang mengajukan pertanyaan. Pemuda itu menyunggar rambutnya ke belakang.

"Ke ulang tahun temen, bareng Prima sama Mika juga," jawab cowok itu sambil meraih kunci motor yang tergantung di dekat televisi ruang tengah.

"Oh, pulang jam berapa?" tanya Bayu membuat Felix melirik.

Felix diam sejenak. "Nggak tau."

"Pulangnya jangan malem-malem, lo bawa anak gadis."

"Santuuuy."

Felix batal mengambil langkah waktu melihat Shasha jalan menuruni tangga sambil mengompres kepalanya dengan saputangan.

"Apa lo lihat-lihat??" sergah Shasha kesal.

"Apaan sih, cuma lihat doang," jawab Felix mencibir. "Ngomong-ngomong, beneran habis ketabok bola?"

Shasha mengangguk saja. "Nggak usah nanya 'kok bisa', gue udah denger banyak hari ini!"

"Dih ge'er lo." Felix menjulurkan lidah mengejek.

Cowok itu bergegas kabur ketika Shasha mengangkat tangan siap memukul. Ia tertawa puas. Tertawa di atas penderitaan Shasha yang kepalanya masih nyut-nyutan pasca ketabrak bola tadi siang.

Di teras sudah ada Prima dan Mika. Kedua gadis itu menoleh mendengar suara tawa Felix yang menggema.

"Gue ketemu Mas Bayu," cerita Felix sambil meraih kunci mobil yang disodorkan Mika. Mereka akan pergi membawa mobil Haris malam ini.

"Ditanya-tanyain nggak?" tanya Mika penasaran.

"Iyalah. Gue jawab aja ke ulang tahun temen. Nyatanya gitu kan," jawab Felix melangkah ringan menuju mobil Haris yang malam ini mereka pinjam.

"Tapi nggak ditanyain detailnya kan?"

"Enggaklah. Ngapain juga nanya detail, orang udah sama sama gede gini."

"Kan lo tau sendiri Mas Bayu bawaannya kayak bokap," sahut Prima memasang sabuk pengaman walau duduk di bangku penumpang belakang. "Gue rasa itu Mas Mas udah tua sebelum waktunya."

Mereka bertiga tertawa puas karena omongan Prima.

Seandainya Bayu tahu adik-adik yang dikhawatirkan malah mengolok-oloknya seperti ini. Mungkin Bayu bakal menahan kesal sambil gigit-gigit bibir bawah—itu kebiasaannya saat marah.

**

"Anjir kok gue takut dibacok Mas Bayu ya."

"Apaan sih lo lebay banget cuma dateng ke sini doang."

"Gue mungkin bukan anak baik-baik tapi seumur-umur gue nggak pernah main ke tempat beginian!"

Felix mendecak malas kemudian melirik Prima yang sedari tadi hanya diam, malas mendengar ocehan Mika yang ketakutan sendiri.

Perfect HousematesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang