Rumah itu bukan rumah biasa.
Tersimpan banyak kisah dari para penghuninya.
Disclaimer : semuanya hanya fiksi yang tidak ada hubungannya dengan realita sama sekali.
Started : 10 Oktober 2020
End : 14 Januari 2021
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pokoknya udah aman semua ya. Duit masih cukup kan Lis?"
"Masih ada, lumayan banyak sih, kayaknya bakal sisa sih," jawab Lisa mengangguk.
"Masuk kas ya," kata Bayu langsung menutup bolpoinnya. "Editing episode satu udah kelar, Bam?"
"Bambang belum sama kita dari tadi," jawab Jaka.
Sambil menunggu Bambang, mereka mengobrol ringan sambil makan kacang polong yang dibawakan Jaka. Netfilm berkumpul di kantin untuk rapat kecil-kecilan mengenai produksi mini drama dari clothing line 1To10.
"Hot news!!" seru Bambang yang baru saja kembali dari ruang dosen. "Di atas ada yang berantem. Heboh bener. Seru njir!"
Lisa menempeleng kepala cowok itu. "Seru palalu geser! Heran gue, ada ya manusia yang suka keributan kayak lo."
Topik yang dibawa oleh Bambang ternyata menarik perhatian Aming dan Jaka. Terlihat dari perubahan posisi kedua cowok itu yang langsung duduk tegap condong ke depan. Sementara Bayu menyimak saja karena dia tidak terlalu peduli pada hal semacam itu.
"Siapa yang berantem?" tanya Aming.
"Kenapa kenapa? Rebutan cewek?" tambah Jaka.
"Bukan rebutan cewek tapi rebutan cowok. Anak hukum berantem sama anak bisnis, cowok yang direbutin anak AP." Bambang sangat antusias menceritakan kronologi singkat mengenai pertengkaran tadi. "Lo tau siapa yang direbutin?"
"Siapa?" tanya Aming, Jaka, dan Lisa kompak.
"Haris."
"Ah lagu lama." Lisa tampak kehilangan selera membahas hal ini.
"Nggak seru kalau yang direbutin Haris. Terlalu basi topiknya," ujar Jaka yang diangguki oleh Aming.
Mendengar nama Haris disebutkan membuat Bayu lebih tertarik membahas. "Kali ini siapa yang dilabrak sama Sonya?"
Bambang mengendikkan bahu. "Nggak kelihatan jelas soalnya tadi gue cuma lewat terus nanya sama orang-orang yang nontonin. Menurut gue kali ini yang terparah sih. Gue yakin bentar lagi juga Haris putus sama pacarnya."
"Menurut gue juga lebih baik putus," kata Bayu menarik gelas es tehnya lalu menyedot beberapa kali. "Hubungan mereka nggak sehat. Berantem mulu, labrak-labrakan mulu, nggak pernah kelihatan bahagianya. Eh pernah sih pas awal-awal dulu."
"Udah emang yang paling bener tuh Haris pacaran sama gue aja!" kata Lisa percaya diri yang seketika mendapatkan dari sorakan dan lemparan tisu kotor dari teman-temannya. Cewek itu cuma ketawa-ketiwi.
"Ini udah selesai?" tanya Jaka yang tampak sudah siap pergi.
"Udah." Bayu mengangguk.
"Duluan ya, Boss." Jaka melambaikan tangan pada mereka semua lantas lari meninggalkan kanton. Tak jauh melangkah, Jaka merangkul seorang gadis yang disinyalir sebagai kekasihnya.