69. Tebing Keraton

703 216 45
                                    

-Selamat Membaca-

-Selamat Membaca-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Malam tahun baru telah terlewati. Kini mereka sudah beranjak ke tahun selanjutnya. Liburan sudah berjalan lebih dari seminggu dan selama itu juga Aji tetap berada di rumah tanpa pergi kemana-mana, bahkan untuk ke warung kopi depan. Kalau dipikir-pikir, Aji sama sekali tidak menginjakkan kakinya keluar pagar rumah. Bahkan saat malam tahun baru kemarin pemuda itu lebih memilih menonton film horor sambil makan camilan dalam kamarnya ketimbang pergi menikmati akhir tahun bersama kedua kakaknya.

Kegiatan Aji bermalas-malasan itu mulai mengusik penghuni rumah yang lainnya.

"Bangun cepetan!" pinta Ibu memukul pelan kaki Aji dengan sapu lidi.

"Aji udah cuci piring, Bu," kata Aji.

"Saha anu nitah maneh ngumbah piring?"

"Ibu."

Karena Aji tidak juga bangkit dari tempat tidurnya, Ibu menarik kaki putranya itu sampai jatuh dari kasur.

"Aduh Ibuuuu, kok jadi kasar?" protes Aji segera berdiri.

"Ibu bosen lihat kamu di rumah mun teu puguh! Pergi sana bareng Aa!" pinta Ibu mengambil baju dari lemari Aji dan memberikannya pada sang putra.

Aji mendecak. "Males."

"Kamu teh balik dari Jakarta malah males-malesan, digeledotin sama setan atau kumaha?" Ibu berkacak pinggang. "Kamu udah seminggu nggak kena cahaya matahari, makin kecil kamu nanti."

"Manusia mana ada yang bisa nyusut, Bu?" balas Aji membuat Ibu mendelik. "Iya iya ampun."

"Mandi cepet!"

Terpaksa Aji bangkit dan segera mandi.

Selama membersihkan tubuhnya dalam kamar mandi, Aji terus mengomel dengan suara berbisik karena ibunya terkesan mengusir. Namun di tengah-tengah ocehannya itu, Aji mendadak punya ide.

Aji bergegas menyelesaikan mandinya kemudian berganti pakaian yang lebih rapi. Sembari berganti, Aji menelepon seseorang yang ingin diajaknya pergi jalan-jalan hari ini. Beruntung tanpa perlu menunggu lama, orang itu langsung menerima tawarannya.

Beberapa menit bersiap-siap, Aji keluar kamar dalam keadaan rapi dan wangi.

"Mau kemana, lo?" tanya Brian, kakak keduanya.

"Urang mau jalan-jalan disuruh Ibu," jawab Aji sambil merapikan rambutnya. "Bu, nyuhun artos buat pergi."

"Mau pergi sama cewek, ya lo?" Yudhis, anak sulung keluarga mereka tiba-tiba keluar dari kamarnya.

"Hm, kenapa? Iri ya? Jomblo sih," balas Aji yang membuat Yudhis langsung menyentil telinga cowok itu.

"Lah beneran sama cewek? Yang mana?" sahut Brian penasaran.

Perfect HousematesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang