I'M WILLING

1.6K 110 6
                                    


VOTENYA JANGAN LUPA HIKSS :')


"Tidak biasanya datang ke sini." Cibir Stephen melihat Mia masuk ke dalam mansion. Tanpa memberi salam.

"Seperti ada yang bicara." Ujar Mia sambil pura-pura mencari sumber suara. "Ternyata kucing." Lanjut Mia melihat kucing peliharaan ibunya duduk memojok di sudut ruang besar itu. Dia pura-pura tidak melihat ayahnya yang saat ini menatapnya geram.

Mia benar-benar tidak memperdulikan ayahnya. Dengan santai dia berjalan menaiki tangga meninggalkan Stephen.

"Kembali ke sini atau penikahan kalian di adakan lusa!" Ancam Stephen.

Berhasil. Mia memutar tubuhnya dan bergegas turun menemui ayahnya sambil memasang wajah malaikat Lucifernya.

Stephen tersenyum sinis. "Baiklah karena kau menurut, acaranya tidak jadi lusa. Tapi besok saja."

"Yah jangan main-main ya. Ayah akan kehilangan putrimu yang sangat cantik ini kalau ayah berani melakukannya!" Ancam Mia.

"Cantik? Kau jangan mengaku cantik kalau Sean saja tidak mau mengajakmu berkencan. Dia bahkan lebih memilih Aline si mata duitan itu." Sindir Stephen.

"Selera Sean jauh dibawahku. Jangan membanding-bandingkan aku dengan Aline. Aline bisa seperti sekarang karena operasi plastik. Sedangkan aku? Sudah cantik dari lahir!!" Sengit Mia.

"Bibitku memang bibit unggul." Sahut Stephen sambil mengedikkan bahunya sombong.

"Ayah yakin? Aku pernah tidak sengaja dengar kalau ibu pernah mengikuti acara donor sperma!" Mia berusaha mengalahkan ayahnya.

"Heh! Ibumu panitia di acara itu bukan peserta!" Sahut Stephen tidak mau kalah.

Mia tersenyum sinis. "Aku tidak yakin."

"Ada apa ini ribut-ribut?" Suara Samantha yang mirip suara nenek sihir merasuki gendang telinga Mia. "Mia? Ada apa kau ke sini? Blackcardmu diblokir lagi?"

"Segitunya sama anak sendiri. Heran." Sahut Mia ketus. "Aku kesini awalnya mau negosiasi soal perjodohan tidak guna itu, tapi aku sudah berubah pikiran. Aku mau menikah dengan Sean bajingan."

Mata Samantha berbinar-binar, wajahnya berseri-seri dan bersemu merah. "Ibu tidak salah dengar?"

"Mukanya biasa saja Bu. Jangan over begitu. Malu sama umur." Sahut Mia semakin ketus. Heran, kenapa ibunya bisa tergila-gila untuk menjadikan Sean menantunya.

Samantha langsung memeluk Mia dengan erat dan menciumi pipi gadis itu membabi buta.

"Bu, lepaskan! Jangan seperti anak kecil!" Seru Mia kesal karena sesak dengan pelukan bar-bar ibunya.

Stephen si biang kerok malah kembali sibuk dengan ipadnya mengabaikan kedua perempuan beda generasi itu melanjutkan acara gelut mereka.

***

Setelah memastikan Mia meninggalkan mansion untuk pergi ke apartemennya, Samantha dengan semangat yang berapi-api langsung menghubungi Sarah, ibu Sean.

"Mia mau menikah dengan Sean!" Serunya tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Benarkah?" Sahut Sarah heboh dari seberang sana.

"Mia datang ke sini dan mengatakan kalau dia mau." Jelas Samantha meyakinkan Sarah. "Kalau begitu kapan kita akan melaksanakan acaranya?" Tanya Samantha antusias.

"Minggu depan saja!" Sahut Sarah lebih heboh dan antusias.

"Heh! Gaunku belum selesai." Bantah Samantha.

OUR SECOND WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang