CHECKMATE

923 104 20
                                    

VOTE DULU SEBELUM MULAI MEMBACA BIAR GAK LUPA

DAN SELESAI MEMBACA JANGAN LUPA NINGGALIN KOMEN

TERIMA KASIH DAN SEMOGA SUKA

LOVE




Samantha menatap bingung layar ponselnya. Panggilan diakhiri begitu saja oleh Mia. "Sean ada di Spanyol? Bukankah hari ini dia menikah?" Gumam Samantha dalam hati. Dengan cepat dia langsung menghubungi Sarah.

"Ada apa Sam?"

"Aku melewatkan sesuatu?" Sahut Samantha.

Sarah langsung mengerti. "Sean batal menikah."

"Loh kenapa?" Tanya Samantha heran.

"Kau kan tahu kalau Sean tidak serius dengan perempuan itu." Sahut Sarah santai.

"Syukurlah. Setidaknya dia tidak harus pura-pura menikah sebanyak dua kali." Balas Samantha. "Terus kenapa Sean sekarang bisa ada di kantor Mia?"

"Loh?" Kini giliran Sarah yang terkejut. "Aku tidak tahu kalau Sean pergi menyusul Mia. Kau yang memberitahu keberadaan Mia?"

"Tidak." Bantah Samantha. "Jutsru aku menelfonmu untuk menanyakan hal itu."

"Aku tidak tahu apa-apa. Aku bahkan baru mendengarnya sekarang." Sahut Sarah.

"Lalu Sean tahu darimana?" Tanya Samantha bingung.

"Sam. Zaman sekarang sudah sangat canggih. Mencari keberadaan seseorang itu bukan hal yang sulit lagi." Sahut Sarah.

"Pesta pernikahan Sean yang batal apa ada hubungannya dengan Mia?" Tanya Samantha sedikit was-was. Dia hanya tidak mau jika putrinya menjadi penyebab batalnya pernikahan Sean.

"Soal itu aku tidak tahu Sam." Sahut Sarah. "Lagi pula itu urusan mereka. Terserah mereka saja. Kita tidak mungkin ikut campur urusan anak muda."

"Bukan begitu. Aku hanya takut Mia menjadi penyebab batalnya pernikahan Sean."

Sarah tertawa. "Tidak, Sam. Sean memang tidak mencintai Prilly. Kau sudah tahu soal itu."

"Kau yakin?" Tanya Samantha memastikan.

"Iya. Sudahlah, biarkan saja mereka. Mereka sudah dewasa." Sahut Sarah.

***

"Malam ini kau tidur bersamaku di hotel." Ujar Sean setelah masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Mia. "Langsung ke hotel Pak." Perintahnya kepada sang supir melalui interkom yang menghubungkan ruang supir dengan penumpang.

"Turunkan aku di kawasan La Finca." Perintah Mia kepada sang supir setelah aksi diamnya yang cukup lama. Sejak mereka keluar dari perusahaan dan mampir untuk makan siang, Mia benar-benar tidak bersuara.

"Aku tidak nyaman tinggal di rumah. Jadi kita harus ke hotel." Sahut Sean singkat. "Ayo jalan Pak."

Sang supir menuruti perintah Sean.

"Aku tidak memintamu datang ke rumahku." Sahut Mia ketus.

Sean tertawa. "Akhirnya kau bicara."

"Turunkan aku di kawasan La Finca." Ulang Mia.

"Kita akan ke hotel. Titik. Kau tidak akan kubiarkan pulang ke rumah." Sahut Sean sambil tersenyum manis yang malah terlihat menjijikan bagi Mia. "Itu hukumanmu karena kau pergi tanpa memberitahuku. Dan hukumanmu akan ditambah kalau kau membantah."

OUR SECOND WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang