HEARTACHE

834 91 25
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA YAA BIAR GAK LUPA

DAN SELESAI MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN

TERIMA KASIH DAN SELAMAT MEMBACA

LOVE



Mia perlahan membuka matanya dan melihat jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Ini adalah pagi pertamanya berada di Spanyol dan Mia benar-benar tidak bersemangat sama sekali.

Tiba-tiba bel kamarnya berbunyi.

"Masuk!" Seru Mia tanpa beranjak dari atas tempat tidur.

Seorang pelayan masuk untuk membawakan sarapan Mia. "Selamat pagi Nona." Sapanya ramah.

"Selamat pagi. Ester sudah memberitahu kalau aku sangat menyukai kulit ayam?" Tanya Mia sambil memperhatikan menu sarapannya.

"Sudah Non. Non mau kulit ayamnya sekarang?" Tawar sang pelayan.

Mia menggelengkan kepalanya.

Sang pelayan tersenyum. "Non hari ini mau kemana?"

"Tidak kemana-mana." Sahut Mia cepat.

"Non yakin? Hari ini ada karnaval loh." Sang pelayan kembali tersenyum menampilkan wajah ramahnya.

"Ituren? Hih! Itu mengerikan!" Seru Mia bergidik ngeri.

Sang pelayan tertawa. "Karnaval di Spanyol itu bukan hanya Ituren, Non. Ada karnaval tomat, karnaval perang tepung dan lain-lainnya. Untuk hari ini karnaval tomat. Non yakin tidak mau ikut?"

Mia menggelengkan kepalanya. "Itu bukan ide yang bagus."

"Baiklah Non. Kalau begitu saya pamit. Non bisa menghubungiku kapan saja kalau butuh bantuan." Ujar sang pelayan sambil membungkuk hormat.

Mia menganggukkan kepalanya dan kembali masuk ke dalam selimutnya setelah si pelayan keluar dari dalam kamarnya. Tidur lebih menjanjikan dari pada mengikuti karnaval yang menurutnya tidak jelas itu.

***

"Sean?"

Sean menoleh sumber suara dan menemukan si empunya rumah sedang berjalan menghampirinya. Samantha, mantan ibu mertuanya.

"Selamat pagi Bu. Aku mengganggu?" Tanya Sean sopan sambil tersenyum.

"Ya, kau sangat mengganggu." Gurau Samantha.

Sean tertawa.

"Ayo duduk." Ujar Samantha sambil duduk.

Sean mengambil tempat di hadapan Samantha.

"Mau minum apa?" Tanya Samantha.

"Apa saja Bu. Yang penting bisa di minum." Sahut Sean santai seolah-olah sedang berbicara dengan temannya.

Samantha tertawa. "Bagaimana persiapan pernikahanmu?"

Sean mengedikkan bahunya. "Kami hanya tinggal fitting. Urusan lainnya, seperti biasa sudah dibereskan oleh Ibu."

Samantha mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mia ada Bu? Tadi aku mampir di apartemennya tapi dia tidak ada." Tanya Sean.

"Mia sudah pergi." Jawab Samantha jujur.

"Pergi kemana Bu?" Tanya Sean penasaran.

"Dia setuju untuk menjadi CEO di salah satu anak perusahaan." Jelas Samantha.

OUR SECOND WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang