HIDING SOMETHING

819 87 7
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA YA BIAR TIDAK LUPA

DAN SELESAI MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN HEHE

THANKYOU DAN SEMOGA SUKA

LOVE



"Tuan, meeting akan segera dimulai." Ujar Liam setelah memasuki ruangan Sean.

"Aku sedang banyak pekerjaan. Kau bisa ambil alih?"

"Baik Tuan. Saya permisi."

"Tunggu."

Liam berbalik menghadap Sean. "Ada apa Tuan?"

"Kau pernah menyimpan dokumen yang ada kaitannya dengan perusahaan Palmer?" Tanya Sean yang ragu sendiri dengan pertanyaannya.

"Dokumen yang seperti apa Tuan?" Tanya Liam bingung.

"Dokumen yang tidak bisa di dapatkan di internet misalnya." Sahut Sean sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Seingat saya tidak ada Tuan." Sahut Liam. "Saya bisa memintanya langsung kepada pihak perusahaan Palmer kalau Tuan mau. Mereka tidak akan berpikir dua kali untuk membantu. Lagi pula hubungan keluarga Tuan dengan mereka cukup bagus."

"Tidak semudah itu. Oke, lupakan. Kau bisa pergi."

Liam menganggukkan kepalanya kemudian keluar dari dalam ruangn Sean.

Sean mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia benar-benar tidak bisa mendapatkan petunjuk dimana kira-kira Mia pergi.

Dia berusaha tenang agar dia bisa berpikir jernih. Tapi dia tetap tidak kunjung menemukan solusi. Tiba-tiba telfon diatas mejanya berdering.

Sean langsung mengangkatnya. "Selamat siang Tuan, maaf mengganggu. Seseorang ingin menemui Tuan. Namanya Irene, sepupu Tuan."

"Aku tunggu di ruanganku." Sahut Sean walaupun dia penasaran apa yang membuat Irene ingin menemuinya di kantor. Tidak biasanya.

Tidak menunggu lama, Irene datang dan langsung duduk di sofa ruang kerja Sean. "Aku mengganggu?"

"Tidak. Hanya saja aku penasaran apa alasanmu mendatangiku di sini." Sahut Sean.

Irene tersenyum. "Aku bisa minta tolong?"

"Ada apa?" Tanya Sean.

"Aku sudah resign dari tempat kerjaku."

Sean mengernyitkan dahinya bingung. "Seingatku kau memiliki posisi yang bagus di sana."

Irene tersenyum hambar. "Posisi yang bagus tidak menjamin kenyamanan kerja."

Sean mengangguk mengerti. "Lalu? Kau mau aku melakukan apa?"

"Aku hanya ingin meminta pendapatmu."

Sean menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana kalau aku melamar di perusahaan Palmer?" Tanya Irene.

"Itu terserahmu saja. Memangnya ada apa?" Sahut Sean bingung.

"Tante Sarah pernah memintaku untuk untuk bekerja di perusahaan ini tapi aku menolak, dan sekarang aku ingin melamar di perusahaan Palmer. Menurutmu Tante Sarah tidak akan keberatan?"

"Itu hakmu. Ibu tidak bisa memaksamu." Sahut Sean.

"Aku tahu. Aku hanya merasa tidak enak kepada Tante Sarah." Ujar Irene.

"Tidak perlu dipikirkan. Ibu tidak akan mempermasalahkan itu. Mungkin saja dia sudah lupa kalau dia pernah memintamu bekerja di sini." Sean terkekeh.

OUR SECOND WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang